"Di luar gelap sekali waktu itu, dan cuaca hujan, cuman dengan suara dentuman keras," tuturnya.
Sementara, Kasatpol Pulau Pari Maslawi yang sedang bertugas saat itu juga mendengar suara dentuman. Ia juga merasakan ada getaran hingga jendela dan pintu rumah hingga bergetar.
"Ada dentuman keras, sampai jendela dan pintu getar ya, sempat sesaat terasa getaran," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa cuaca hujan dan langit gelap di sekitar Kepulauan Seribu pada saat kejadian.
Diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dinyatakan jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang setelah hilang kontak.
Basarnas memperkirakan lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 punya kedalaman 20-23 meter.
Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB.
"Pada pukul 14.37 WIB masih berada di ketinggian 1.700 kaki dan diizinkan naik ke ketinggian 29 ribu kaki dengan mengikuti standar instrumen," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Pesawat lalu dinyatakan hilang kontak pada 14.40 WIB.
"Kemudian pukul 14.40, Sriwijaya terpantau tidak ke arah O75 derajat melainkan ke Barat Laut, oleh karenanya ditanya ATC untuk melaporkan arah pesawat. Tidak lama kemudian, dalam hitungan seconds (detik), SJY 182 hilang dari radar," kata Budi Karya.