Laporan Wartawan GridHot, Desy Kurniasari
GridHot.ID - Pandemi virus corona hingga kini masih menjadi momok di dunia.
Di Indonesia, pelaksanaan vaksinasi sudah dimulai dengan memprioritaskan tenaga medis.
Dilansir dari Kontan.co.id, diketahui jika angka penyebaran virus corona di Indonesia terus meningkat.
Terkait hal ini, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengingatkan masyarakat bahwa vaksin bukanlah obat untuk menyembuhkan Covid-19.
"Untuk itu, perlu diberikan pemahaman bagi masyarakat bahwa vaksin bukanlah obat," kata Tito Karnavian di Jakarta, Senin (25/1/2021).
Menurut Mendagri, tujuan utama vaksinasi yakni membangun kekebalan kelompok atau herd immunity. Hal itu hanya akan efektif untuk memutus rantai penularan jika dua pertiga minimal populasi itu memiliki antibodi untuk melawan Covid-19.
Pemerintah masih berjuang melawan pandemik Covid-19 yang melanda Indonesia dengan bermacam cara, salah satunya dengan vaksinasi.
Selain itu, pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan mendisiplinkan gerakan "4M" (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan).
Prinsipnya, kata Tito, vaksinasi adalah memasukkan antigen Covid-19 ke dalam tubuh untuk memancing kekebalan tubuh agar mengeluarkan antibodi yang spesifik untuk mengenali dan menghancurkan Covid-19.
Mendagri mengakui, Indonesia memiliki tantangan tersendiri untuk mencapai herd immunity karena faktor luas wilayah.
"Nah, untuk itu untuk bisa mewujudkan bahwa dua pertiga populasi bisa memperoleh antibodi pada waktu yang sama jelas memerlukan percepatan," ujar dia.
Salah satu upaya percepatan tersebut dengan melakukan mobilisasi dan keserempakan antara pusat dan daerah, baik provinsi maupun kabupaten kota soal vaksinasi.
Percepatan di daerah yakni soal menyiapkan infrastruktur di daerah masing-masing, mulai dari fasilitas kesehatan, pengadaan vaksinator, hingga monitoring.
"Selain fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, sarana prasarananya yang di-drop dari pusat mana yang kira-kira perlu diadakan oleh daerah. Ada mata anggaran kesehatan sebagai urusan wajib, urusan pemerintah wajib, tolong ini dipersiapkan untuk membantu pemerintah pusat," kata Mendagri.
Pernyataan Mendagri Tito Karnavian yang menyatakan bahwa vaksin covid-19 bukan obat rupanya ada benarnya.
Pasalnya, BPOM pun menjelaskan bahwa antibodi dari orang yang divaksin akan terbentuk pada hari ketujuh
Melansir Tribunnews.com, hal itu membuat orang yang divaksin Covid-19 sebaiknya tidak langsung keluyuran atau bepergian setelah disuntik vaksin.
Sebab, tubuh tidak langsung kebal setelah menerima vaksin Covid-19.
"Antibodi akan terbentuk setelah tujuh hari penyuntikan," ujarnya dalam acara launching TribunPalu.com dan webinar Vaksinasi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi di YouTube Tribunnews.com, Senin (18/1/2021).
"Pada saat kita disuntik, bukan berarti antibodi kita langsung meningkat," jelasnya.
Togi J Hutadjulu menyampaikan, orang yang setelah divaksin Covid-19 tidak boleh langsung bebas keluyuran.
Apalagi berpesta atau berkumpul dengan tanpa mematuhi protokol kesehatan.
"Kalaupun pada hari ini kita disuntik, bukan berarti kita bebas, pesta-pesta enggak pakai masker."
"Jadi tetap menggunakan protokol kesehatan," terangnya.
Ia melanjutkan, antibodi orang yang divaksin Covid-19 akan memuncak pada hari ke-28.
Orang yang disuntik vaksin Sinovac akan kembali disuntik vaksin setelah 14 hari.
Namun, Togi menegaskan, BPOM masih melakukan pengamatan terkait berapa lama antibodi akan bertahan.
"Antibodi akan terbentuk pada hari ketujuh, dan akan memuncak pada 28 hari," katanya.
"Pada dosis yang kedua yaitu 14 hari, diharapkan imunitasnya ini akan bertahan lama."
"Nanti bertahan berapa lama? ini masih dalam pengamatan," ujarnya.
"Pengamatan kemarin baru tiga bulan, nanti akan berlanjut sampai enam bulan."
"Kita akan tahu sampai berapa lama antibodi ini ada di tubuh orang yang divaksin," terangnya.(*)