“Pas sudah lihat Arya dia cuma ngelihatin dari jauh saja, katanya enggak bisa ngomong apa-apa,” kata salah satu kru.
Ada-ada saja ya, tapi Ikatan Cinta memang sebegitu hebatnya.
Tak heran, kita enggak bisa meninggalkan episodenya walau sehari saja.
Saingi Drama Korea Jalan cerita boleh jadi kekuatannya, tapi visualisasi matang membuat kolaborasi antar-penulis dan sutradara semakin terasa kekompakannya.
Buktinya, Ikatan Cinta bisa mengimbangi demam drama Korea (drakor) yang belakangan tengah menjangkit Indonesia.
Kok, bisa?
Hal ini terlihat dari keseriusan Ikatan Cinta menggarap set di setiap scene-nya.
Apalagi dari scene yang berkaitan dengan adegan medis.
Selama ini sudah rahasia umum jika sinetron Indonesia dikenal asal dalam adegan medis, tak seperti drakor.
Banyak adegan rumah sakit yang tak sesuai dengan kondisi aslinya, entah karena kekurangan waktu atau memang disengaja.
Namun, Ikatan Cinta dinilai lebih real dan benar-benar persis sama penanganannya.
Tampilan para pemainnya juga tak biasa.
Meski sedang adegan di rumah, Aldebaran selalu mengenakan pakaian formal dengan jas dan sepatu pantofelnya, Andin selalu mengenakan dress cantiknya.
Tak ada yang mengenakan daster ala emak-emak yang biasa muncul di sinetron.
Semuanya serba elegan dan cantik.
Pantas saja rating share dan rating televisinya melambung tinggi, tertinggi untuk tayangan sinetron dalam 15 tahun terakhir.
Menurut data Nielsen Media Research (NMR), rating TV mencapai 12,7 persen dan audiance share 44,8 persen.
Wah, ini mengalahkan sinetron fenomenal Cinta Fitri!
Salah satu daya tarik sinetron ini adalah jalan ceritanya.
Usut punya usut, penulisnya ternyata penggemar drama Korea, dialah Annisa Rahmawaty.
Sayangnya, NOVA belum mendapat kesempatan mewawancarainya karena memang ia tengah sibuk dengan setoran naskah kejar tayangnya. (*)
Source | : | Nova,tribun bogor |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar