China harus mengangkat masalah unifikasi dengan Mongolia Luar, dan melakukan kampanye propaganda di dalam Mongolia Luar.
China juga harus memilih kelompok yang mendukung penyatuan, membantu mereka untuk mengambil alih posisi kunci dalam pemerintahan mereka.
Untuk menyatakan Mongolia Luar sebagai kepentingan utama China setelah penyelesaian masalah Tibet Selatan pada tahun 2040
Jika Mongolia Luar dapat kembali ke China dengan damai, tentu saja itu adalah hasil terbaik; tetapi jika Cina menghadapi intervensi atau perlawanan asing, Cina harus bersiap untuk mengambil tindakan militer.
Model Taiwan dapat berguna dalam hal ini: memberikan ultimatum dengan tenggat waktu di Tahun 2045.
6. Mengambil Tanah yang Hilang dari Rusia 2055-2060
Hubungan China-Rusia mungkin baik-baik saja, namun hubungan ini tak lebih adalah ketakutan Rusia karena tidak ada sekutu yang lebih baik untuk melawan AS.
Rusia juga khawatir kebangkitan China mengancam kekuatannya, sementara mereka juga selalu ingat tanah yang dilang dari Rusia.
Jika lima perang di atas dimenangkan China tahun 2050, Tiongkok akan merebut tanah berdasarkan domain Dinasti Qing, dengan kampanye propaganda.
Di mana depan Rusia berpotensi menjadi musuh besar China, karena menduduki seratus enam puluh juta kilometer persegi tanah, setara seperenam daratan China.(*)