Protes atas kudeta terus berlanjut
Telenor, perusahaan telekomunikasi yang berbasis di Norwegia dan beroperasi di Myanmar melalui anak perusahaannya, menyebutkan, telah mematuhi perintah tersebut tetapi meminta "perlunya dan proporsionalitas arahan tersebut".
Media pemerintah sangat disensor di Myanmar, dan Facebook khususnya telah menjadi sumber berita dan informasi utama di negara junta tersebut.
Platform media sosial itu juga digunakan untuk kampanye protes kudeta.
Dan, untuk malam keempat pada Jumat (5/2), kebisingan dari jendela dan balkon kembali bergema di seluruh ibu kota komersial Yangon, saat perlawanan terhadap kudeta serta penangkapan aktivis dan politisi semakin meningkat.
Sebelumnya pada Jumat, hampir 300 anggota partai Liga Nasional untuk Demokrasi (LND) pimpinan Aung San Suu Kyi menyatakan diri mereka sebagai satu-satunya wakil rakyat yang sah, dan meminta pengakuan internasional sebagai pemerintahan.
Mereka seharusnya mengambil sumpah pada Senin (1/5) dalam pembukaan sidang Parlemen setelah pemilihan November 2020, ketika militer mengumumkan mengambil alih kekuasaan dan menetapkan keadaan darurat selama satu tahun.
Militer menuduh Suu Kyi dan partainya gagal menindaklanjuti keluhan mereka soal kecurangan pemilu tahun lalu, meskipun komisi pemilihan mengatakan tidak menemukan bukti untuk mendukung klaim tersebut.
(*)