Masjid dan pesantren tersebut digadang-gadang sudah diwakafkan kepada masyarakat setempat.
Saat proses pemakaman, pasutri ini dimakamkan bersebalahan dalam satu liang lahat.
"Bapak dan ibu adalah orang alim, setiap solat lima waktu beliau berdua selalu berangkat bersama ke musola dekat rumah.
Sementara itu bapak menjadi imam di musola tersebut," tulis @berita_bojonegoro.
Cucu dari kakak kandung Fathkan, Rafi Afiyudin mengatakan bahwa setelah istrinya meninggal, Fathkan terlihat sangat sedih.
"Kakek sangat kehilangan saat itu, saya berusaha menenangkannya," ujar Rafi, Sabtu (6/2/2021), dikutip dari SURYA.co.id.
Rafi menambahkan, setelah Ummi meninggal, Fathkan mengatakan bahwa ia telah kehilangan teman seperjuangan hidupnya.
Setelah itu, Fathkan mengucapkan kata-kata yang kurang jelas, kemudian tidak lama kemudian, ia juga meninggal.
Keduanya lantas dimakamkan dalam satu liang lahat bersama.
Rafi juga menceritakan bahwa Fathkan dan Ummi memang tidak mempunyai keturunan.