Gridhot.ID - Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur ramai-ramai membeli mobil.
Sebuah video yang memperlihatkan truk berjejer mengantarkan mobil di Desa Sumurgeneg pun viral.
Dari unggahan Instagram @fakta.indo, puluhan truk berisi mobil memadati jalanan desa pada Minggu (14/2/2021).
Melansir Kompas TV,truk-truk tersebut berjajar antre untuk mengantarkan mobil menuju rumah pembeli.
Setidaknya ada 176 mobil yang dikirim secara bertahap ke Desa Sumurgeneng.
"Pemecah rekor lur enggon (di tempat) ku," kata seseorang dalam video viral.
"Total ada 17 mobil yang dibeli oleh warga setempat pada hari itu. Sedangkan keseluruhan mobil yang dibeli warga desa tersebut ada 176," keterangan dalam video.
Ternyata warga membeli mobil usai tanahnya dibeli Pertamina sebagai ganti rugi pembangunan kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) di Desa Sumurgeneng.
Videotersebutramai dikomentari netizen. Bahkan ada yang mengingatkan untuk tidak lupa membuat garasi.
"Jangan lupa buat garasinya juga ya,"tulis @okawaahyu.
"Mending beli tanah atau sawah bund, tiap tahun harganya naik," ujar@diandhe_46.
"Pertamina ga sia-sia ganti rugi, mereka bakal langganan BBM ke Pertamina juga wkwkwkwk," kata @paaraboyy.
Dilansirdari Surya.co.id, Kepala Desa Sumurgeneng Gihanto saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
"Benar terkait warga ramai-ramai beli mobil baru, kabarnya kemarin datang lagi dari Gresik atau Surabaya," kata Gihanto, Selasa (16/2/2021).
Ia juga menjelaskan, warga beli mobil karena mendapat hasil penjualan tanah dari GRR kilang minyak yang melibatkan Pertamina-Rosneft perusahaan asal Rusia.
Nilai penjualan yang tidak sedikit diyakini membuat warga ingin membeli mobil, yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Sejak warga mendapat pencairan dari penjualan tanah, sudah ada ratusan warga yang membeli mobil.
Bahkan, satu orang ada yang memiliki 2-3 mobil baru.
"Sampai sekarang sudah ada sekitar 176 mobil baru yang datang, terakhir kemarin ada 17 mobil baru," bebernya.
Kades pun mengungkap pendapatan warga dari hasil penjualan tanah, yang jika dirata-ratakan mencapai Rp 8 miliar.
Bahkan, ada warga yang dengan kepemilikan lahan 4 hektar menerima Rp 26 miliar. Ada juga warga Kota Surabaya yang memiliki lahan di sini mendapat Rp 38 miliar.
Sebab, Pertamina menghargai tanah Rp 600-800 ribu per meter, jauh lebih tinggi dari harga tanah pada umumnya di wilayah ini.
Di desanya sendiri terdapat 840 KK, sedangkan yang lahannya dijual karena masuk penetapan lokasi (penlok) kilang minyak ada sekitar 225 KK.
"Ya memang kondisinya begitu, dapat uang lalu beli mobil, ada juga yang dibelikan tanah lagi maupun bangun rumah juga," pungkasnya.
Seorang warga setempat, Mulyadi yang juga menjual tanahnya mengaku membeli mobil karena untuk kebutuhan sehari-hari.
Ia tak merinci berapa yang didapat dari hasil penjualan tanah miliknya untuk proyek kilang minyak Pertamina-Rosneft ini.
"Tanah saya 1/2 hektare, sebagian uangnya untuk membeli mobil," tutupnya tak menyangka.
(*)