"Sebenarnya DPO ini sudah dalam kondisi terdesak. Mereka juga kelaparan. Semua perlengkapan berhasil kita amankan dua minggu lalu di Tauca, Poso Pesisir Selatan. Jadi mereka sekarang sangat kekurangan logistik dan perlengkapan," jelasnya saat dihubungi Kompas.com lewat pesan WhatsApp, Jumat (19/2/2021).
Ia membeberkan pasukan gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia ( Polri) sempat menyergap mereka.
Akan tetapi mereka melarikan diri.
“Kelompok ini sempat disergap oleh pasukan TNI Polri, tapi berhasil melarikan diri. Mereka disergap saat sedang beristirahat di salah satu kebun masyarakat yang tidak jauh dari permukiman penduduk. Sejumlah barang diamankan dari penyergapan itu berupa ransel, pakaian, makanan, perlengkapan tidur, solar cell, peluru, dan lain-lain," ujar Farid. Alami kesulitan
Ia mengakui dalam operasi ini Satgas Madago Raya mengalami kesulitan lantaran luasnya medan operasi.
Tim melakukan pencarian di Poso, Parigi Moutong, Donggala, dan Palu.
Di sisi lain, kelompok Mujahidin Indonesia Timur mengenal medan tersebut, sehingga membantu mereka untuk bersembunyi.
“Tapi, kita punya taktik untuk bisa menemukan dan menyergap mereka, tinggal tunggu waktu saja," ucapnya.
(*)