"Ini sulit sih, untuk mengajarkan mereka sekaligus. Jadi saya tanya ke mereka kapan PR mereka harus diselesaikan, dan mulai dengan mereka yang memiliki tenggat waktu paling dekat. Saya berusaha untuk membantu seorang anak tiap harinya, dan meluangkan waktu untuk PR saya sendiri," kata Valeria.
Meski kondisi mengajar di rumah Valeria cukup bising, namun nggak ada yang mampu mematahkan konsentrasinya mentransfer pemahaman belajar: ada ayam berkokok dan mematuk-matuk lantai tanah, anak-anak yang berlarian, keributan dari dapur saat ibu mempersiapkan makanan. Valeria tetap memberikan pelajarannya.
Cewek berkacamata ini awalnya nggak punya cita-cita jadi guru, tapi karena kondisi dadakan dia menikmati proses mengajar itu.
Kepada BBC dia mengaku punya siswa paling muda yang ia bantu berusia 4 tahun, dan yang paling tua berusia 16 tahun. Sama seperti dirinya, mereka sudah hampir setahun tidak bersekolah.
Pembelajaran jarak jauh di Venezuela belum berhasil dan sekolah-sekolah kemungkinan tidak bisa segera dibuka.
Pada pengumuman terakhir Presiden Nicolás Maduro, sekolah akan kembali dibuka pada Maret 2021, meskipun durasi belajar dikurangi dari biasanya.
"Kami mengendalikan pandemi selangkah demi selangkah, dengan prosedur yang aman untuk melindungi orang-orang dari virus, sambil menunggu kedatangan vaksin," kata Presiden Maduro, mengacu pada 100.000 dosis Sputnik V yang akan dikirim dari Rusia.
Vaksinasi pertama - dari total 10 juta unit telah disetujui Moskow - sedang diberikan kepada tenaga kesehatan dan kelompok rentan.
Semoga Valeria dan sepuluh siswanya jadi nggak ketinggalan belajar dengan teman-teman pelajar lainnya.(*)