Anak-anak di sekolah dasar Gustav-Falke, di Berlin, Jerman.
3. Siswa menunggak SPP berbulan-bulan
Kasus menunggaknya iuran SPP yang mengadu ke KPAI jumlahnya cukup tinggi. Terhitung mulai Maret 2020 s.d. Februari 2021 ada 34 kasus.
"Tiga diantaranya berasal dari sekolah yang sama. Hampir 90 persen kasus berasal dari sekolah swasta dan 75 persen kasus berada dari jenjang SMA/SMK," beber Retno lagi.
Penunggak sekolah terjadi karena biasanya kena dampak langsung pandemi di mana ekonomi keluarga dari anak-anak tersebut anjlok. Bakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja mereka sulit, sehingga bayar SPP yang dikorbankan.
"Rata-rata yang mengadu sudah tidak membayar SPP 6-11 bulan, faktor ekonomi keluarga yang terpuruk selama pandemic menjadi penyebab utama," jelasnya.
Sempat ada pengaduan dari sekolah di Pekanbaru dimana ketiga siswa swasta sama sudah tidak dapat mengakses pembelajaran daring lantaran menunggak spp.
"Sudah dikeluarkan dari grup whatsApp kelasnya dan salah satu anak akan ujian kelulusan sebentar lagi. Kasus ini dalam proses penanganan oleh KPAI, pihak sekolah dan Dinas Pendidikan kota Pekanbaru sudah dimintai klarifikasi. Tahapan selanjutnya adalah mediasi demi pemenuhan ha katas pendidikan ketiga anak tersebut," terang Retno juga.
Beberapa sekolah juga melakukan penahanan ijasah anak yang lulus tahun 2020 karena sampai sekarang belum melunasi pembayaran SPP.
Yang parah sekolah sampai tega mengeluarkan siswa penunggak tersebut. Kasus-kasus ini berasal dari berbagai wilayah seperti Jakarta, Bandar Lampung, Makasar, Denpasar, Pekanbaru, kota Tangerang Selatan, dan Cirebon.
Komentar