Sekitar pukul 12 siang, aparat keamanan tampak bersiap-siap untuk kembali menumpas pengunjuk rasa.
Jadi saya mohon lagi.
Saya berlutut dan memohon kepada mereka untuk tidak menembak dan menangkap para pengunjuk rasa.
Kedua polisi itu juga berlutut dan berbisik kepada saya bahwa mereka harus melakukannya untuk mencegah kerumunan menjadi terlalu bersemangat.
Segera setelah itu, gas air mata ditembakkan dan saya hampir mati lemas, pusing.
Saya melihat seorang pengunjuk rasa jatuh di jalan, sepertinya ditembak."
Biarawati itu mengatakan dia tidak dapat melihat dengan jelas siapa yang menembaki para pengunjuk rasa karena gas air mata yang berkabut.
Menurut Myitkyina News, setidaknya 2 orang dipastikan tewas dalam insiden tersebut.
Pada malam 8 Maret, pasukan keamanan memecat 200 pengunjuk rasa di kota Sanchaung, kota Yangon, menurut kantor hak asasi PBB.
Source | : | intisari-online,GridHot.ID |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar