Ilmu dan iman itu memang beda tempatnya. Ilmu adanya di otak kita, semua punya ilmu dan iman adanya di hati mengimani Allah di dalam hati bahwa Allah maha melihat Allah maha mendengar Allah maha pemgampun.
Ilmu juga harus diselaraskan dengan iman, jangan sampai yang berilmu merasa sombong dengan ilmunya dan dengan mudah menilai merendahkan bahkan buruk sangka terhadap orang lain.
Jika ilmunya diimbangi dengan iman di hati maka yang dikendalikan adalah imannya dengan ilmunya dia akan sangat hati2 sekali untuk melihat orang lain apalagi sampai menilainya.
Karena dengan ilmu dan imanya dia faham bahwa yg berhak menilai adalah Allah," tulis Umi Pipik.
Ibu empat anaktersebut kemudian berpesan agar tidak mudah menilai buruk orang lain.
Umi Pipik juga mengingatkan agar selalu berbaik sangka.
"Mau merendahkan pekerjaan org lain, mau menilai orang lainpun dia akan takut kepada Allah dengan karena yang dia pakai adalah ilmu rasa takut dan malu kepada Allah karena Allah yang maha lebih tau hambaNya.
Kita semua dianggap hebat krn Allah tutupi aib dan dosa hambaNya...kalau hanya mengandalkan ilmu saja maaf iblis juga punya ilmu.
Maka berdakwahlah seperti yg rasulullah sallallahu alaihi wassalam lakukan dakwah dengan cinta, menyebarkan cinta kasih sayang ke seluruh alam tdk memandang hina pekerjaan org lain.
Karena dakwah itu merangkul bukan memukul... mengingatkan, menilai, riya, dengki, ingin dipuji dgn ilmunya itu beda tipis banget dan itu fitrahnya manusia ada dlm diri manusia tetapi cobalah utk baiksangka dgn apapun yg kita lihat...
Karena yg paling tau keadaan diri kita cuma Allah... hati2 dgn sebuah kesombongan yg tipis sekali... terimakasih atas kritikanya.. semoga Allah yg maha tau memperbaiki iman kita semua," lanjutnya.