Tak hanya memberikan hadiah, Haryanto juga memberikan sanksi untuk sopirnya yang tak mau mendengarkan ajakannya menunaikan ibadah salat.
"Kalau nggak mau salat saya omelin (marahi-red). Karena saya tidak mau mereka berbuat dosa," ujar dia.
Menurutnya, sopir lebih mudah daam melaksanakan ibadah salat karena bisa menjamaknya.
Sehingga, kata dia, tidak ada alasan sopir untuk meninggalkan salat lima waktu karena masih bisa dikerjakan.
"Sopir itu termasuk musafir yang menempuh perjalanan jauh, jadi salatnya bisa dijamak.
Salat penuhnya kalau di rumah," ujarnya.
Haryanto menyebutkan, hartanya juga dipakai untuk perjuangannya menegakkan agama Islam.
Makanya, dia selalu menyediakan beras di kantornya untuk dibagikan kepada kaum dhuafa dan pegawainya yang rajin ibadah.
Tujuannya, kata dia, biar para pegawainya termotivasi untuk selalu beribadah salat lima waktu.
"Beras di kantor saya ini suka saya bagikan untuk kaum dhuafa dan pegawai yang rajin ibadahnya," ujar dia.