Sementara Hun Sen mengancam pelanggar karantina dengan hukuman penjara.
Phnom Penh dan kota yang berdekatan, Ta Khmau, pada Rabu (14 April) malam dikunci selama dua minggu untuk mengekang penyebaran virus corona, secara efektif menghentikan pergerakan lebih dari dua juta orang.
"Tolong masyarakat Kamboja, bergabunglah dengan upaya untuk mengakhiri peristiwa berbahaya ini," kata Hun Sen dalam pidato yang direkam dan disiarkan di televisi pemerintah pada Rabu malam, seperti dikutip Channel News Asia.
"Kita sudah di ambang kematian," tegasnya. "Jika kita tidak bergandengan tangan, kita akan menuju kematian yang nyata".
Phnom Penh dan Ta Khmau dikunci
Total infeksi terbaru yang pihak berwenang umumkan melebihi 4.800 kasus.
Tetapi, Perdana Menteri Kamboja mengatakan pada Rabu, 300 kasus tambahan telah terdeteksi.
Penduduk Phnom Penh dan Ta Khmau dilarang meninggalkan rumah mereka selama dua minggu, kecuali pergi ke rumahsakit atau membeli obat.
Hanya dua anggota rumahtangga yang diizinkan keluar untuk membeli makanan.
Pada Kamis (15 April) pagi, polisi memblokir pengendara agar tidak melewati pos pemeriksaan yang didirikan di perbatasan antara dua kota, dengan penduduk menunjukkan kartu identitas mereka yang berharap bisa lewat.