Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

10.000 Pasukan Kaisar Constantine XI Mampu Dibendungnya, Inilah Kisah Kehebatan 'Elang Agung' Penakluk Konstantinopel, Kematiannya Disambut Suka Cita Bel Gereja Seantero Eropa

Nicolaus - Kamis, 22 April 2021 | 03:42
Lukisan cat minyak karya Jean-Joseph-Benjamin Constant Sultan Mehmet II memasuki kawasan Konstantinopel 29 Mei 1453.
Jean-Joseph-Benjamin Constant, Augustins Museum

Lukisan cat minyak karya Jean-Joseph-Benjamin Constant Sultan Mehmet II memasuki kawasan Konstantinopel 29 Mei 1453.

Gridhot.ID- Sejarah Perang Saloib hingga kini masih menarik para sejarawan untuk mempelajarinya.

Dilansir dari Kompas.com, dalam perang ini muncul sosok-sosok pemimpin yang kehebatannya diakui dunia.

Salah satunya adalahMehmed II yang dijuluki sebagai Mehmed Sang Penakluk.

Baca Juga: KSAD Andika Perkasa Turun Tangan Langsung Pantau Kasus Prajurit Kopassus Dikeroyok 7 Orang, 4 Jenderal TNI Ini Diperintahkan Kawal Investigasi Sampai Tuntas

Ia adalahSultan Ottoman Turki yang berkuasa pada Agustus 1444 hingga September 1446, kemudian berkuasa kembali Februari 1451 sampai Mei 1481.

Pada usianya yang ke-21 tahun, Mehmed berhasil menaklukkan Konstantinopel (kini kota Istanbul) dan menyudahi Kekaisaran Byzantium atau Kekaisaran Roma Timur.

Dia dianggap sebagai pahlawan di Turki modern dengan di Istanbul.

Baca Juga: Terjawab Sudah, Adik Nathalie Holscher Bongkar Kondisi Rumah Tangga Kakaknya dengan Komedian Sule: Sedih Sih...

Karena jasanya, bahkan sampai ada kawasan yang dinamai sepeti Distrik Fatih, Masjid Fatih, maupun Jembatan Fatih Sultan Mehmed.

Dilansir dari intisari-Online, berikut biografi Sultan Mehmed yang kekuasaannya bisa mencakup Bosnia di Eropa.

1. Masa Kecil dan Awal Berkuasa

Mehmed II lahir pada 30 Maret 1432 di Edirne yang kemudian jadi ibu kota Ottoman.

Ayahnya adalah Sultan Murad II dan ibunya Huma Valide Hatun.

Saat usianya baru berusia 11 tahun, Mehmed II dikirim oleh ayahnya ke Amasya dan menjabat sebagai gubernur di sana untuk mendapatkan pengalaman.

Baca Juga: Pimpin Sendiri Peperangan Meski Usianya 68 Tahun, Presiden Chad Tewas di Medan Perang Setelah Berhasil Bunuh 300 Pejuang Musuhnya

Setelah Murad II mencapai kesepakatan dengan Karamanids di Anatolia pada Agustus 1444, dia turun takhta dan memberi kesempatan kepada putranya untuk naik.

Saat awal dia berkuasa, dia memimpin pasukan dan mengalahkan pasukan Hongaria di bawah pimpinan ksatria bernama John Hunyadi yang merusak Perjanjian Szeged.

Saat itu pasukan Hongaria menyerang karena terpengaruh Kardinal Julian Cesarini, utusan Paus Martinus V, meyakinkan raja melakukan serangan tidak berbahaya.

Baca Juga: Dituding Sebagai Cepu yang Beberkan Kelakuan Rio Reifan ke Polisi, Mantan Istri Hanya Tertawa: Ini Kuasa Hukumku, Beliau Tahulah Semuanya...

Mehmed kemudian turun takhta setelah pada September 1446 dan digantikan ayahnya setelah dipaksa Perdana Menteri Candarli Halil Pasa.

2. Penaklukan Konstantinopel

Setelah kembali berkuasa pada 1451, Mehmed II sudah mendedikasikan dirinya untuk memperkuat angkatan laut Ottoman dan merebut Konstantinopel.

Dua tahun kemudian, Mehmed II pun melancarkan pengepungan berkekuatan 80.000-200.000, kumpulan artileri, hingga 320 kapal perang.

Pada 6 April 1453, Pengepungan Konstantinopel pun dimulai dan berlangsung selama 53 hari hingga Mehmed menang di 29 Mei 1453.

Baca Juga: Tampil Mengenakan Rok Transparan yang Memperlihatkan Kaki Jenjangnya, Mayangsari Dipuji Habis-habisan, Warganet: Cantik dan Berkelas

Meski mendapat bantuan dari pembelot Ottoman hingga Vatikan, Kaisar Constantine XI yang hanya memimpin 10.000 pasukan dan 26 kapal tak kuasa membendung Ottoman.

Setelah Konstantinopel jatuh ke tangannya, Mehmed II pun mengklaim titel Kaisar berdasarkan Kekaisaran Romawi (Qayser-i-Rum).

Setelah Konstantinopel, Mehmed II mengarahkan pasukannya ke Provinsi Morea di Peloponnesos pada 1461 dan Kekaisaran Trebizond setahun berselang.

Baca Juga: Menantu Wapres Ma'ruf Amin Jadi Sorotan, Muhammad Rapsel Ali yang Diprediksi Masuk Daftar Calon Menteri Baru Kabinet Jokowi Ternyata Punya Harta Kekayaan Belasan Miliar, Intip Rinciannya

3. Menciptakan Pemerintahan Terpusat

Setelah melakukan banyak penaklukan di Serbia, Albania, hingga Crimea, Ottoman mulai mengonsolidasikan kerajaannya dengan membentuk pemerintahan.

Divan (pengadilan kerajaan) berisi para pejabat yang hanya setia kepada dia dan membolehkannya menggunakan otoritas dan kekuasaan yang besar.

Begitu Mehmed II membentuk pemerintahan terpusat, secara hati-hati dia menunjuk para pejabat yang bisa membantunya menerapkan agendanya.

Dia mendelegasikan wewenang dan fungsi pemerintahan yang besar kepada para pembesarnya sebagai bagian dari kebijakan agar pemerintahannya tidak terlalu absolut.

Baca Juga: Dituding Jadi Pelakor di Rumah Tangga Sule dan Nathalia Holscher, Model Seksi Tyas Erni Ternyata Pernah Bermain dalam Sinetron Ikatan Cinta, Ini Perannya

4. Kematian

Pada 1481, Mehmed II bergerak bersama pasukan Ottoman.

Namun saat berada di Maltepe yang merupakan bagian dari Istanbul, dia jatuh sakit.

Setelah dirawat selama beberapa hari, Mehmed II meninggal pada 3 Mei 1481 saat dia berusia 49 tahun, dan dimakamkan di Kompleks Masjid Fatih.

Kematian Mehmed II disambut sukacita di Eropa pada saat itu, di mana perayaan dan bel gereja dibunyikan.

Baca Juga: Gonjang-ganjing Rumah Tangganya Jadi Sorotan, Nathalie Holscher Disebut Bakal Gugat Cerai Sule, Mbah Mijan: Saya Lihat Bukan Prahara Cinta

"Elang Agung sudah meninggal," begitulah kabar yang terdengar di Venezia.

Iliad karya Homer termasuk di antara buku-buku di perpustakaannya, dan peta dunia kuno Ptolemeus diyakini sebagai salah satu permata koleksinya.

Dalam kehidupan singkat hanya dalam 49 tahun, sang penakluk berhasil meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah dan warisannya masih hidup sampai sekarang; dia berhasil mengubah ceritanya dari penghinaan menjadi kebesaran.

(*)

Source :Kompas.com intisari-online

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x