Demikian penjelasan Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, Sabtu (24/4/2021).
"Kita tidak bisa tentukan apakah kemarin blackout atau tidak. Karena yang saya sampaikan awal bahwa tim penjejak dari Kopaska waktu kapal masuk air itu lampu masih hidup semua.
Baca Juga: Mantan Komandan: KRI Nanggala 402 dalam Keadaan Aktif Saja Sulit Dideteksi...
Bahkan isyarat peran tempur, menyelam ini masih terdengar dari kapal penjejak Kopaska yang jaraknya 50 meter dari kapal selam tersebut.
Sehingga dari situ, bahwa kapal tersebut tidak blackout," uajr dia.
Jika kelistrikan kapal selam itu dalam kondisi baik maka, oksigen di kapal tersebut bisa bertahan selama 5 hari.
Namun bila KRI Nanggala mengalami blackout atau kelistrikannya padam maka ketersediaan oksigen bagi 53 personelnya hanya bisa mencukupi selama 72 jam.
"72 jam itu ketika kapal blackout, tapi kalau kapal ini tidak blackout atau memiliki kemampuan kelistrikan ini bisa bertahan sampai 5 hari," tegas Yudo.
Yudo sendiri menduga KRI Nanggala tidak alami blackout saat mulai tenggelam ke kedalaman 850 meter.
Tim SAR gabungan sebelumnya menemukan sejumlah kepingan dan barang-barang di sekitar lokasi terakhir kapal selam tersebut turun ke air di perairan Bali.
Temuan ini diyakini adalah bukti otentik keberadaan KRI Nanggala.