Gridhot.ID -KRI Nanggala 402 telah dinyatakan tenggelam di perairan laut utara Bali, Sabtu (24/4/2021) sore.
MelansirKompas.com, TNI AL dan tim pencarian menemukan bukti otentik jika KRI Nanggala 402 tenggelam.
Barang-barang yang ditemukan yaitu peluru tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin dan botol oranye pelumas periskop kapal selam.
Ditemukan juga alat yang dipakai ABK Nanggala untuk shalat dan spons untuk menahan panas pada presroom.
Benda-benda tersebut menjadi bukti otentik dan menyatakan KRI Nanggala 402 tenggelam sekitar 17.00 WITA.
Kapal dinyatakan tenggelam setelah pencarian memasuki hari keempat sejak dinyatakan hilang pada Rabu (21/4/2021).
"Dengan adanya bukti otentik tersebut, maka pada saat ini kita isyaratkan dari submiss menjadi subsunk," kata Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono, Sabtu (24/4/2021) sore.
KRI Nanggala 402 yang telah dinyatakan tenggelam ini diketahui membawa sebanyak 53 awak kapal.
Satu dari 53 awak kapal tersebut diketahui adalah Kelasi Satu (Mesin) Muhammad Faqihudin Munir.
Muhammad Faqihudin Munir (26) adalah satu dari 53 awak kapal yang berada di KRI Nanggala 402.
Faqihudin diketahui merupakan warga Dusun Juranggul RT 2 RW 1, Dese Pulotondo, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung.
Faqihudin diketahui adalah alumni SMPN 3 Ngunut.
Selepas SMP, Faqihudin melanjutkan di SMK Sore jurusan Otomotif.
Setelah masuk TNI AL, dia sekolah khusus kapal selam dan memegang bagian mesin, seperti jurusannya saat sekolah.
Orang Tua Minta Tiap Masjid Doakan Anaknya
Kabar hilangnya KRI Nanggala 402 diperairan Bali membuat ayah Faqihudin, Matroji Sudiarjo (54) terpukul.
Kepada Kepala Desa Pulotondo, Mawardi, ayah dua anak itu meminta Faqihudin didoakan di setiap musala atau masjid.
"Saya mohon diumumkan di musala atau masjid, supaya mendoakan anak saya agar bisa cepat ditemukan," ucap Matroji, Sabtu (24/4/2021), saat ditemui Surya.co.iddi rumahnya.
Matroji berkisah, anaknya selalu menghubungi setiap kali akan berlayar bersama Nanggala 402.
Terakhir Faqihudin menelepon pada Senin (19/4/2021) lalu.
Putranya itu mengaku akan berlayar dari Surabaya menuju ke Bali.
"Kalau telepon pasti cerita mau berlayar ke mana, terus minta didoakan agar selamat," ujar Matroji.
Keluarga tahu kabar KRI Nanggala 402 hilang kontak dari tayangan YouTube.
Masih menurut Matroji, saat itu istrinya tengah memutar YouTube dan melihat berita KRI Nanggala 402.
Mengetahui kapal itu yang biasa diawaki oleh Faqihudin, meledaklah tangis keluarga ini.
"Begitu tahu Nanggala 402, la itu kan kapal anak saya. Hari Rabu dan Kamis kemarin saya tidak bisa diajak ngomong (karena sedih)," ujarnya.
Matroji kini lebih bisa menguasai emosinya dan berupaya mendoakan yang terbaik buat Faqihudin.
Ia mengaku memasrahkan semua kepada Allah yang mengendalikan alam.
Selain Faqihudin, warga Ngunut lainnya yang berada dalam KRI Nanggala 402 adalah Sertu Ardi Ardiansyah (25).
Sertu Ardi merupakan warga Dusun Jenon, Desa Kromasan, Kecamatan Ngunut.
Ardi diketahui baru empat bulan menikah.
(*)