Gridhot.ID - Penyebaran Covid-19 di India semakin tak terkendali.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pertemuan massal, rendahnya tingkat vaksinasi, dan varian baru virus corona yang ganas menyebabkan kasus Covid-19 di India melonjak parah.
Dilansir Kompas.com, WHO menyebutkan, kombinasi ketiga penyebab tersebut menjadi "badai sempurna" yang membuat gelombang kedua Covid-19 yang mematikan di India.
Pada Sabtu (1 Mei) mencatat lebih dari 400.000 kasus baru virus corona dalam 24 jam untuk pertama kalinya, juga negara pertama yang memiliki kasus harian sebanyak itu
Keadaan India semakin hari semakin memburuk setelah terjangan tsunami Covid-19 gelombang kedua ini.
Kasusnya hingga sekarang sudah melebihi 18 juta.
Dilansir dari intisari-Online, di antara jutaan kasus positif Covid-19 di India, terdapat 29 warga negara Indonesia (WNI).
Mengenai jumlah WNI di India yang terinfeksi Covid-19 diungkapkan oleh Hanafi, Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Indonesia di New Delhi, kepada ABC Indonesia.
"Hingga saat ini kami kami mencatat ada 750 orang WNI yang tersebar di 18 negara bagian di India," kata Hanafi hari Kamis (29/4/2021).
"Dari komunikasi KBRI New Delhi dan KJRI Mumbai diperoleh informasi bahwa saat ini 29 di antaranya sedang positif COVID-19 dan hampir semua isolasi mandiri di rumah dengan gejala asimptomatis dan ringan."
Warga Indonesia yang tinggal di India, menurut pantauan KBRI, kebanyakan tinggal di negara bagian Maharastra (yang beribu kota Mumbai) dan di New Delhi.
Lalu, sebagian yang lain tinggal di Karnataka (dengan ibu kota Bangalore) dan Tamil Nadu (dengan ibu kota Chennai)
"Yang kita tahu WNI di India saat ini yang bisa dibilang terbanyak adalah Ibu rumah tangga (yang menikah dengan WN India) diikuti dengan mahasiswa baik beasiswa maupun biaya sendiri.
"Saat ini masih ada juga yang bekerja di berbagai perusahaan, namun jumlahnya tidak besar."
KBRI di India mengimbau kepada WNI, terutama mereka yang merayakan Hari Raya Idul Fitri dua pekan lagi, untuk menghindari kerumunan, dengan adanya gelombang kedua Covid-19 ini.
"Kebetulan ini akan menjadi Lebaran kedua di masa pandemi. Masyarakat Indonesia khususnya telah memahami bahwa dalam kondisi ini tentu acara lebaran menjadi tidak memungkinkan.
"Selain tidak diadakan di KBRI/KJRI, masyarakat juga diimbau untuk menghindari kerumunan termasuk ibadah salat ied di luar KBRI/KJRI walaupun hampir dipastikan acara di luar juga tidak ada karena pembatasan yang dilakukan Pemerintah India," kata Hanafi kepada Sastra Wijaya dari ABC Indonesia.
Bahkan hingga sekarang, layanan di KBRI di New Delhi masih berlangsung secara online.(*)
Source | : | Kompas.com,intisari-online |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar