"Seperti semua pasangan, yang memutuskan melakukan ini, itu tidaklah mudah," katanya.
"Kami berdua telah mengabdikan banyak hidup kami untuk mengupayakan kemerdekaan Timor Leste, kemudian seluruh hidup kami terkait dengan membangun sebuah bangsa dari bawah," jelasnya.
Dia mengatakan perceraiannya dengan Kirsty setelah Xanana Gusmao mengumumkan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri pada 2015 silam.
Kisah cinta Kirsty dan Xanana Gusmao, dimulai sejak perlawanan melawan Indonesia, untuk mengupayakan kemerdekaan Timor Leste.
Ia bekerja menyamar untuk gerakan perlawanan Timor Leste dengan kode nama "Ruby Blade", Sword bertemu dengan Gusmao di penjara Jakarta pada tahun 1994.
Dia berhasil mendapatkan izin masuk ke penjara itu padahal dia berada di pihak Timor Leste.
"Saya berjabat tangan dengan Xanana dan saya harus berpura-pura bahwa saya tidak terlalu tertarik padanya," kata Sword pada 2002.
Fasih berbahasa Indonesia setelah dibesarkan di Bendigo dan Melbourne dan menyelesaikan gelar di Melbourne University, Sword bekerja sebagai guru dan juru kampanye hak asasi manusia di Jakarta.
Ketika itu dia mulai menyampaikan pesan dari Xanana di depan polisi dan tentara Indonesia.