Gridhot.ID - Tsunami Covid-19 India kini makin di luar nalar.
Para warga yang terhantam Tsunami Covid-19 India kini harus berjuang setengah mati jika diri mereka terinfeksi.
Pasalnya, Tsunami Covid-19 India kini telah memakan habis jatah pasokan oksigen di seluruh negara tersebut.
Banyak kisah memilukan terjadi akibat Tsunami Covid-19 India.
Dikutip Gridhot dari NPR.org, seorang wanita bernama Sanchi Gupta diketahui mondar-mandir untuk mencari tabung oksigen kosong.
Ibunya dikabarkan sedang mengidap covid-19 dan dikarantina di rumah sakit Saroj, salah satu rumah sakit dengan fasilitas terlengkap di New Delhi, India.
Bahkan rumah sakit tersebut kini tumbang dan kehabisan stok oksigen untuk para pasiennya.
Pihak rumah sakit disebutkan memerintahkan keluarga pasien untuk bisa membawa tabung oksigen kosong sendiri untuk kemudian diisi ulang jika ingin anggota keluarganya tetap hidup.
"Kita sudah tak bisa dapat tabung oksigen isi, jadi kita cari tabung kosong yang kemudian kita isi sendiri," kata Gupta.
Gupta mengakui pihaknya sudah putus asa terkait kondisi di negaranya.
"Apa yang terjadi di pemerintahan? Kenapa kita tidak punya oksigen?"
"Kenapa ini bisa terjadi?" ucap Gupta.
Membawa tabung oksigen sendiri memang bukanlah kewajiban pasien.
Namun semenjak India mengalami kelonjakan kasus hingga 300.000 kasus positif tiap hari , suplai oksigen yang ada kini habis tak tersisa.
Covid-19 telah menghancurkan rantai suplai medis India hanya dalam waktu dua minggu.
"Kita bukan negara kaya, kita selalu punya fasilitas kesehatan yang tidak memadai," ungkap Dr. Vineeta Bal, immunologist di Indian Institute od Science Education and Researh di Pune.
Dirinya mengungkapkan India tidak mementingkan menginvestasikan layanan kesehatan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, akibat Tsunami Covid-19 India ini, dalam sehari di New Delhi saja, mereka mengkremasi lebih dari 600 jenazah akibat virus tersebut.
Belum lagi adanya varian Covid-19 baru dari India yang kini sedang diteliti apakah lebih berbahaya dari yang sebelumnya atau tidak.
Peneliti juga masih mencari tahu apakah lonjakan kasus ini diakibatkan oleh varian baru virus tersebut.
(*)