Bagaimana tidak, dokter bilang luka bakar Indah sudah mencapai 80%.
Artinya, tanpa operasi beruntun untuk pulihkan lukanya, Indah akan terancam lumpuh & buta seumur hidup.
Tak hanya itu, infeksi mengintai organ-organnya dan ia tak akan bisa bertahan hidup!
Tak terbayang hancurnya hati Pak Iyus dan Bu Nuryani. Indah si sulung yang selalu sigap mencari kerja & mengais nafkah demi kedua adiknya bisa lanjut sekolah, kini meregang nyawa dibalik luka-lukanya.
Dirawat berhari-hari, luka bakarnya kini 60%, namun tetap pada tingkat 3 yang berbahaya.
Tangisan Pak iyus penuhi ruang ICU, sementara ia teringat kedua adik Indah di rumah menanti kakak mereka pulang…
Pasalnya, darimana lagi ia harus gantungkan asa? Tambak udangnya yang tiap hari hingga larut malam ia garap hanya mampu hasilkan Rp1,5jt sebulan.
Bayangkan uang sekecil itu untuk biayai operasi Indah yang makan ratusan juta dan tak mungkin hanya sekali.
Sementara sang ibu yang tiap hari jual makanan di kantin pun tak lagi bisa bekerja demi jaga kedua adik Indah di rumah, hingga pemasukan mereka menurun drastis...
Pilu seorang ayah yang takut kehilangan putri sulungnya, semakin terasa saat kian hari kesadaran Indah makin menurun.
Dalam hati, Pak Iyus maafkan dengan ikhlas pacar yang begitu tega bakar putrinya.