Meski begitu, ketika itu AS masih belum secara tegas memberikan dukungan untuk Israel.
Pertimbangan strategis yang dimaksud yaitu di mana Timur Tengah, dengan cadangan minyak dan jalur airnya yang strategis adalah medan pertempuran utama untuk pengaruh hegemoni negara adidaya selama Perang Dingin.
Saat itu, AS mengambil alih dari kekuatan Eropa yang sangat lemah sebagai perantara utama kekuatan barat di Timur Tengah.
Kemudian sejak berakhirnya Perang Enam Hari tahun 1967, AS telah bertindak tegas untuk mendukung superioritas militer Israel di wilayah tersebut dan untuk mencegah tindakan permusuhan terhadapnya oleh negara-negara Arab.
Saat itu, Israel mengalahkan pasukan Arab yang terdiri dari Mesir, Suriah dan Yordania.
Selain Perang pada tahun 1967, ada juga Perang tahun 1973 yang berakhir dengan Israel mengalahkan pasukan Mesir dan Suriah.
Perang itu sebagian untuk memecah belah Mesir dan Suriah serta menggagalkan pengaruh Soviet.
Sementara AS juga menggunakan dampak perang tahun 1973 itu untuk meletakkan dasar bagi kesepakatan damai antara Israel dan Mesir yang akhirnya disatukan pada 1979.
Israel pun menjadi penerima kumulatif terbesar dari bantuan luar negeri AS di era pasca-Perang Dunia II.