Dilansir dari Kontan.co.id, selain berwarna merah, Lapan mengatakan, GBT pada 26 Mei juga memiliki sejumlah keunikan lain, antara lain:
Lebar sudutnya yang lebih besar 13,77 persen dibanding ketika berada di titik terjauhnya (apoge).
Kecerlangannya 15,6 persen lebih terang dibandingkan dengan rata-rata Lebih terang 29,1 persen dibanding ketika apoge GBT yang akan datang itu juga bertepatan dengan Detik-Detik Waisak, yakni pada 15 suklapaksa (paroterang) Waisaka 2565 Era Buddha yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13.30 WIB, 19.13.30 WITA, dan 20.13.30 WIT.
Lokasi melihatnya
Secara global, GBT kali ini bisa masyarakat saksikan dari wilayah Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, sebagian besar benua Amerika.
Sedangkan untuk wilayah Indonesia, GBT kali ini dapat Anda saksikan di seluruh Indonesia dari arah Timur-Tenggara (hingga Tenggara untuk Indonesia bagian Timur).
Lapan menyebutkan, untuk menyaksikan GBT Merah Super tidak perlu menggunakan alat bantu optik apapun.
"Lokasi terbaik untuk mengamati adalah di Indonesia bagian Timur," kata Lapan.
Menurut Lapan, GBT yang beriringan dengan Hari Raya Waisak sudah beberapa kali terjadi dalam seabad terakhir, yakni pada 24 Mei 1990, 14 Mei 1938, 14 Mei 1957, 25 Mei 1975, dan 16 Mei 2003.
Lapan mengungkapkan, fenomena serupa akan kembali terjadi pada 26 Mei 2040, 7 Mei 2050, 6 Mei 2069, 17 Mei 2087, dan 29 Mei 2106.