GridHot.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan kajian terkait potensi gempa bumi dan tsunami di laut selatan Jawa Timur (Jatim).
Melansir Webinar bertajuk Kajian dan Mitigasi Gempabumi dan Tsunami di Jawa timur yang diunggah di kanal YouTube infoBMKG, Jumat (28/5/2021), BMKG melakukan pemodelan matematika untuk mengukur potensi gempa terkuat dan tinggi maksimum yang bisa menyapu Jawa Timur.
Berdasarkan pemodelan matematis, Jawa Timur berpotensi diguncang gempa hingga kekuatan M 8,9 dan tinggi maksimum tsunami mencapai 29 meter.
"Dari sejarah dan data-data yang terekam hingga saat ini, akhirnya kami menyusun pemodelan secara matematis potensi tsunami di Jawa Timur," ungkap Dwikorita.
"Hasil analisis kami untuk wilayah Jawa Timur, potensi tsunami seluruh pesisir tinggi maksimum adalah 26-29 meter di Kabupaten Trenggalek. Dan waktu tiba tercepat, datangnya tsunami paling cepat, 20-24 menit di Kabupaten Blitar," imbuh Dwikorita.
Oleh karena itu, melansir Kompas.com, pemerintah diminta lebih intensif melakukan mitigasi bencana gempa bumi, menyusul hasil kajian potensi gempa bumi dan tsunami di laut selatan Jatim oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Pakar Geologi yang juga peneliti dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Amien Widodo mengatakan, rumus mitigasi paling mudah yang perlu disampaikan kepada masyarakat adalah 20-20-20.
"Rumus 20-20-20 penting diketahui masyarakat khususnya di sekitar lokasi potensi tsunami," katanya dikonfirmasi Kamis (3/6/2021).
Rumus 20-20-20, kata dia, berarti jika terjadi gempa terasa selama 20 detik, tanpa perlu menunggu air surut segera menuju ke tempat dengan ketinggian minimal 20 meter, karena waktu yang ada hanya sekitar 20 menit.