Diantaranya, buku catatan penolakan otonomi khusus dan aksi penembakan di Kabupaten Puncak, buku agenda bantuan uang tunai, dan buku catatan pengeluaran-pemasukan dana bantuan dari simpatisan TPNPB.
Polisi juga menemukan beberapa buku tabungan atas nama Ratius Murib dan beberapa telepon genggam, serta belasan kertas resi bukti transfer ke pihak-pihak yang diduga sebagai jaringan penjual senpi.
Hingga saat ini, Satgas Nemangkawi masih memeriksa Neson.
Iqbal menyampaikan pihaknya sedang mendalami sumber dana hingga aktivitas Neson selama bertransaksi senjata api.
"Tim masih akan terus menggali informasi sumber dana serta aktivitas pengiriman uang untuk membeli senjata dan amunisi dari terduga Neson Murib," tutur Iqbal.
Dari hasil pemeriksaan awal, polisi mengatakan nilai transaksi di proses jual-beli senjata teroris KKB di pegunungan Papua mencapai Rp 1,3 miliar lebih. Hal tersebut berdasarkan dari catatan yang dimiliki Neson.
"Total yang dikirim dan diterima Rp 1.393.100.000," kata Iqbal.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyebut bahwa Neson adalah bagian dari KKB pimpinan Lekagak Telenggen.
Namun, Neson tidak langsung berada di bawah pimpinan Lekagak, melainkan di bawah komando kelompok di Ilaga pimpinan Numbuk Telenggen.
"Dia anak buahnya Numbuk Telenggen yang merupakan sempalan kelompoknya Lekagak," ujar Fakhiri saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (16/6/2021).