Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Nasib Tragis Pria Penjaga Mesin Air, Tewas Diterkam Buaya yang Sering Diberinya Makan, Begini Kondisi Jenazahnya Saat Ditemukan

Siti Nur Qasanah - Senin, 21 Juni 2021 | 16:13
Suasana evakuasi pencarian korban diduga diterkam buaya di Desa Dukong, Simpang Pesak, Sabtu (19/6/2021).
(Ist/Humas Basarnas Belitung)

Suasana evakuasi pencarian korban diduga diterkam buaya di Desa Dukong, Simpang Pesak, Sabtu (19/6/2021).

GridHot.ID - Warga Tanjungpandan, Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bernama Jupri Ahmad (53), diduga telah diterkam buaya yang sebelumnya kerap diberinya makan.

Jupri yang bekerja sebagai penjaga mesin air PT Belitung Sand Mining (BSM) diduga diterkam buaya di rawa sungai Desa Dukong Desa Dukong, Simpang Pesak, Belitung Timur.

Melansir BangkaPos.com, Jupri disebut gemar memberi makan binatang buas tersebut ketika bekerja.

Baca Juga: Terang-terang Sebut Raffi Ahmad Pernah Menyukainya, Ayu Ting Ting Bongkar Rencana Pertemuannya dengan Suami Nagita Slavina di Masa Lalu, Ruben Onsu: Buaya...

Hal itu disampaikan rekan kerja korban yang juga mandor lapangan divisi pasir bangunan PT BSM, Mustadi (43).

"Sering marahin saya katanya mereka harus diberi makan biar tidak mengganggu. Sering dikasih makan anjing," kata Mustadi padaSabtu (19/6/2021).

Kronologis

Mustadi menceritakan, awalnyaada empat orang yang berada di sekitar TKP yaitu di rawa yang berada dalam kawasan PT BSM, Desa Dukong, Simpang Pesak, Belitung Timur.

Baca Juga: Hidup Tentram Usai Lepas Jabatan Kabareskrim Polri, Sosok Pencetus Kalimat 'Cicak VS Buaya' Ini Kini Pilih Jadi Petani di Kampung, Susno Duadji: Buat Cari Keringat

Namun tiga orang lainnya termasuk dirinya sudah pulang meninggalkan lokasi.

Tinggal Jupri sendirian karena ia sempat bilang ke Mustadi ingin cuci tangan terlebih dahulu baru pulang.

Lalu setelah beberapa lama Jupri tak balik ke camp, Mustadi dan rekannya menyusul ke lokasi lagi.

Ternyata di lokasi sudah tidak ada orang hanya tinggal motor, dompet, ponsel, dan kartu identitas korban.

Baca Juga: Nikahi Noor Nabila Setelah 8 Bulan Menduda, Engku Emran Disebut Buaya Darat, Mbak You Pernah Cium Bau Perselingkuhan Saat Masih Bersama Laudya Cynthia Bella: Memang Agak Nakal

"Saat ke lokasi saya lihat ada semacam cakaran di tanah tepi kolong dekat lokasi. Jadi kemungkinan besar dia mencakar tanah tersebut saat ditarik ke dalam air," kata Mustadi.

Sampai pukul 11.30 WIB korban belum bisa ditemukan dan Tim SAR Gabungan masih berusaha mencari korban.

Proses Pencarian Korban

Melansir Kompas.com, upaya pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan terkendala banyaknya ranting pohon dan lokasi yang dihuni kawanan buaya.

Baca Juga: Ditelan Bulat-bulat Buaya Saat Mandi di Sungai, Begini Kondisi Jasad Bocah 8 Tahun Saat Ditemukan di Perut Pemangsanya, Warga Teriaki Nama Korban

"Pencarian dilanjutkan besok pukul tujuh pagi. Hari ini ada beberapa kendala seperti banyaknya ranting di muara dan lokasinya itu banyak buaya," kata Kepala Kantor SAR Pangkalpinang Fazzli dalam pesan WhatsApp, Sabtu (19/6/2021).

Fazzli menuturkan, laporan orang hilang pertama kali diterima pada Jumat (18/6/2021) malam.

Tim langsung bergerak ke lokasi dan tiba sekitar pukul 02.00 WIB.

"Ada tiga tim yang melakukan pencarian, termasuk dari pihak perusahaan yang menggunakan ekscavator," ujar Fazzli.

Baca Juga: Rumah Tangganya dengan Nino Diambang Kehancuran, Elsa Malah Ciptakan Konflik Baru, Berikut Sinopsis Ikatan Cinta Senin 21 Juni 2021

Evakuasi

Melansir Bangkapos.com. proses evakuasi Juperi Ahmad yang dilakukan Tim SAR gabungan berlangsung dramatis karena dijaga dua ekor buaya.

Awalnya, pencarian dibagi menjadi dua tim, yakni penyisiran darat dan penyisiran air.

Korban ditemukan sekitar pukul 10.27 WIB, oleh tim air.

Komandan Pos (Danpos) SAR Belitung, Rahmatullah Hasyim menyampaikan proses evakuasi dilakukan secara cepat karena dikhawatirkan akan adanya serangan binatang buas dari seputar tempat tersebut.

Baca Juga: Penghuni Bumi Wajib Waspada, Peneliti Universitas Michigan Wanti-wanti Soal 'Gletser Kiamat' Antartika Segera Runtuh, Ini Dampak yang Akan Terjadi

"Saat ditemukan kondisi korban sudah tidak utuh lagi, dan ditunggui dua ekor buaya, kami harus bergerak cepat agar tidak rerjadi hal yang tidak diinginkan," ujar Rahmat kepada Bangkapos.com, Minggu (20/6/20

Proses evakuasi jasad korban sekitar 10 menit, awalnya tim penyisir air memasuki alur bandar rawa melalui cara mendayung perahu karet, karena lokasi banyak kayu dan ditumbuhi tumput sehingga tidak dapat menggunakan mesin.

Pengambilan jasad korban pun tidak dapat dilakukan sekaligus karena kondisi korban yang sudah tidak utuh lagi, sehingga harus menggunakan dua kontong mayat.

Selanjutnya, jasad korban dibawa kedaratan, sekitar pukul 11.00 WIB. Jenazah korban langsung dibawa pihak keluarga ke rumah duka yang berada di Desa Perawas, Tanjungpandan.

(*)

Source :Kompas.comBangkapos.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x