"Saya ini dengan bapaknya Mbak Mayang sudah seperti saudara. Bapaknya Mbak Mayang sebelum meninggal saja saya sempat bertemu," Ki Manteb membuka cerita pertemuan terakhirnya dengan ayah Mayangsari, Ki Dalang Sugito Purbocarito.
"Kira-kira seminggu sebelum beliau meninggal ketemu saya dulu. Waktu itu, bapak Mbak Mayang sudah tidak mau makan. Lalu, saya datang."
"Ayo, mas maem mas," ajak Ki Manteb kepada ayah Mayangsari.
Rupanya, ayah Mayangsari menolak ajakan itu, "Saya tak mau makan."
Lalu Ki Manteb tetap memaksa, "Mas kalau di sini ditawarin makan, tapi mas Gito tidak mau makan bagaimana saya juga bisa makan."
Lalu, Ki Manteb bertanya ke kakak kedua Mayangsari. "Eh, Ndhuk bapak e dahar menopo (Nak, bapak makannya apa)?"
Kakak Mayangsari memberi jawaban, bubur. Lantas, Ki Manteb bilang, "ambil buburnya bawa ke sini."
Ki Manteb kembali memaksa ayah Mayangsari, "Makan sama bubur ya mas? Apa mau makan roti ya? Eh, bapak Mbak Mayang bilang 'Ya sudah makan sedikit-sedikit.' Wah, gelem maem (mau makan) lho."
"Sesudah itu kita ngobrol seru soal wayang dengan tema Wayang Dewaruci," cerita Ki Manteb Sudarsono kepada Mayangsari dengan ramah. Mayangsari pun tampak kagum mendengar cerita itu.
"Jadi kalau ngorol dengan almarhum Bapak saya, paklek sering bicara lebih kepada budaya ya," tanya Mayangsari.