Gridhot.ID- Kondlik Laut China Selatan hingga kini masih belum mereda.
Dua negara besar yaitu China dengan Amerika Serikat masih saling provokasi di wilayah Laut China Selatan.
Baru-baru ini dilansir dari Kontan.co.id,China mengeklaim telah mengusir kapal perusak milik Amerika Serikat (AS) di dekat Kepulauan Paracel, Laut China Selatan, pada Senin (12/7/2021).
Beijing mengeklaim, kapal perusak USS Benfold tersebut memasuki perairan Kepulauan Paracel tanpa persetujuan pemerintah China.
Komando Palagan Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menyatakan, pelayaran USS Benfold tersebut melanggar kedaulatan China dan merusak stabilitas Laut China Selatan.
"Kami mendesak AS untuk segera menghentikan tindakan provokatif seperti itu," kata Komando Palagan Selatan PLA sebagaimana dilansir Reuters.
Di sisi lain, Angkatan Laut AS tidak segera memberikan komentar atas insiden tersebut.
Kepulauan Paracel adalah salah satu di antara ratusan pulau, terumbu karang, dan atol di Laut Cina Selatan yang kaya akan sumber daya.
Perairan tersebut diperebutkan oleh China, Vietnam, Taiwan, Filipina, Malaysia, dan Brunei.
Beijing mengeklaim sebagian besar dari perairan tersebut dengan dalih sejarah masa lalu lalu dicanangkan melalui programnya bernama nine dash line atau sembilan garis putus-putus.
Pada 12 Juli 2016, Pengadilan Arbitrase di Den Haag menolak klaim China di Laut China Selatan.
Pengadilan menambahkan, China telah mengganggu hak penangkapan ikan tradisional Filipina di Scarborough Shoal dan melanggar hak kedaulatan Filipina dengan mengeksplorasi minyak dan gas di dekat Reed Bank.
Sementara itu, pada Minggu (11/7/2021), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan bahwa kebebasan laut adalah kepentingan abadi semua negara.
Ada alasan mengapa wilayah tertentu di Laut Cina Selatan sangat diperebutkan.
Diperkirakan ada 11 miliar barel minyak yang menunggu untuk disadap di sana dan cadangan gas alam yang melimpah.
Sementara banyak negara mengklaim ladang petrokimia yang luas di bawah Laut Cina Selatan, termasuk Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam, hanya China yang memiliki kekuatan ekonomi dan militer untuk membangun pulau buatan di sana – dan kemudian melakukan militerisasi pulau-pulau dengan puluhan tentara.
Dilansir dariwearethemighty.com, Kamis (8/7/2021), pasukan militer terbaru yang dikirim China ke wilayah tersebut adalah yang pertama bagi Partai Komunis China: kapal induk buatannya sendiri, Shandong.
Sampai wilayah Laut China Selatan yang diklaim oleh China secara resmi diakui sebagai milik siapa pun, Angkatan Laut Amerika Serikat akan terus melakukan misi “Kebebasan Navigasi” melalui wilayah tersebut.
Kapal-kapal Angkatan Laut AS secara rutin memasuki daerah-daerah yang paling dekat dengan rantai Pulau Spratly dan Paracel.
(*)