Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

China Klaim Negaranya Berhasil Usir Kapal Perusak USS Benfold di Laut China Selatan, AS Masih Tutup Mulut dengar Kicauan Tiongkok

Nicolaus - Selasa, 13 Juli 2021 | 20:42
Kelompok tugas kapal induk Shandong China memulai latihan rutin di Laut China Selatan, Minggu (2/5/2021).
Global Times

Kelompok tugas kapal induk Shandong China memulai latihan rutin di Laut China Selatan, Minggu (2/5/2021).

Gridhot.ID- Kondlik Laut China Selatan hingga kini masih belum mereda.

Dua negara besar yaitu China dengan Amerika Serikat masih saling provokasi di wilayah Laut China Selatan.

Baru-baru ini dilansir dari Kontan.co.id,China mengeklaim telah mengusir kapal perusak milik Amerika Serikat (AS) di dekat Kepulauan Paracel, Laut China Selatan, pada Senin (12/7/2021).

Baca Juga: Banyak Dicari Pasca Bongkar Kasus Narkoba Nia Ramadhani, Sosok Kombes Hengki Haryanto Ternyata Miliki Segudang Prestasi, Pernah Berhadapan dengan Hercules hingga Bongkar Mafia Pelabuhan

Beijing mengeklaim, kapal perusak USS Benfold tersebut memasuki perairan Kepulauan Paracel tanpa persetujuan pemerintah China.

Komando Palagan Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menyatakan, pelayaran USS Benfold tersebut melanggar kedaulatan China dan merusak stabilitas Laut China Selatan.

"Kami mendesak AS untuk segera menghentikan tindakan provokatif seperti itu," kata Komando Palagan Selatan PLA sebagaimana dilansir Reuters.

Baca Juga: Sumringah Foto Sebelahan dengan Putri Anne, Penampilan Indah Permatasari Malah Dicibir, Balasan Istri Arie Kriting: Lo Komen Ini Karena Iri

Di sisi lain, Angkatan Laut AS tidak segera memberikan komentar atas insiden tersebut.

Kepulauan Paracel adalah salah satu di antara ratusan pulau, terumbu karang, dan atol di Laut Cina Selatan yang kaya akan sumber daya.

Perairan tersebut diperebutkan oleh China, Vietnam, Taiwan, Filipina, Malaysia, dan Brunei.

Beijing mengeklaim sebagian besar dari perairan tersebut dengan dalih sejarah masa lalu lalu dicanangkan melalui programnya bernama nine dash line atau sembilan garis putus-putus.

Pada 12 Juli 2016, Pengadilan Arbitrase di Den Haag menolak klaim China di Laut China Selatan.

Baca Juga: Ramal Kondisi Rumah Tangga Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie di Tengah Kasus Narkoba, Denny Darko Temukan Kartu Mengejutkan, Singgung Keretakan dan Dampak Buruk

Pengadilan menambahkan, China telah mengganggu hak penangkapan ikan tradisional Filipina di Scarborough Shoal dan melanggar hak kedaulatan Filipina dengan mengeksplorasi minyak dan gas di dekat Reed Bank.

Sementara itu, pada Minggu (11/7/2021), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan bahwa kebebasan laut adalah kepentingan abadi semua negara.

Ada alasan mengapa wilayah tertentu di Laut Cina Selatan sangat diperebutkan.

Baca Juga: Hanya Bisa Pandang Foto, Amanda Manopo Kini Teriris Hatinya Saat Tahu Orang Tuanya Sakit, Pasrah Lantunkan Doa Hingga Serahkan Semuanya Pada Tuhan

Diperkirakan ada 11 miliar barel minyak yang menunggu untuk disadap di sana dan cadangan gas alam yang melimpah.

Sementara banyak negara mengklaim ladang petrokimia yang luas di bawah Laut Cina Selatan, termasuk Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam, hanya China yang memiliki kekuatan ekonomi dan militer untuk membangun pulau buatan di sana – dan kemudian melakukan militerisasi pulau-pulau dengan puluhan tentara.

Dilansir dariwearethemighty.com, Kamis (8/7/2021), pasukan militer terbaru yang dikirim China ke wilayah tersebut adalah yang pertama bagi Partai Komunis China: kapal induk buatannya sendiri, Shandong.

Sampai wilayah Laut China Selatan yang diklaim oleh China secara resmi diakui sebagai milik siapa pun, Angkatan Laut Amerika Serikat akan terus melakukan misi “Kebebasan Navigasi” melalui wilayah tersebut.

Kapal-kapal Angkatan Laut AS secara rutin memasuki daerah-daerah yang paling dekat dengan rantai Pulau Spratly dan Paracel.

(*)

Source : Reuters kontan.co.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x