Sejauh ini tidak ada definisi yang diterima secara universal mengenai long Covid karena hal ini merupakan fenomena baru.
Definisi yang masih dibangun adalah ini merupakan istilah digunakan untuk menggambarkan situasi di mana orang-orang mengalami rangkaian gejala tetap setelah terinfeksi Covid-19.
Gejala yang dialami berbeda-beda, bisa kelelahan, napas pendek, sakit dada, jantung berdebar-debar, sakit kepala, brain fog, nyeri otot dan gangguan tidur.
Namun bisa juga gejala seperti anosmia dan hilangnya indra perasa, menyebabkan kekhawatiran terkait kondisi kesehatan seseorang, depresi dan bahkan sampai ketidakmampuan bekerja dan berinteraksi dengan masyarakat.
Pada beberapa penyintas, hampir seperti ada proses yang berdampak pada setiap bagian tubuh mereka.
Gejala khas lainnya adalah terputusnya keparahan sakit Covid-19 dan perkembangan gejala signifikan selama penyembuhan.
Sebagian besar pasien di klinik long Covid memiliki penyakit awalnya, seringnya mereka lebih muda daripada pasien yang dirawat di rumah sakit (RS), dan dulunya sehat dan aktif sebelum mendapatkan infeksi Covid-19.
Terlepas dari gejala spesifik, banyak pasien yang khawatir ada infeksi yang terus-terusan terjadi merusak sel bagian tubuh mereka, serta takut dan frustrasi jika mereka tidak kunjung sembuh.
Sejauh ini belum ditemukan tes tertentu untuk menjelaskan gejala long Covid.
Namun sebagian besar pasien long Covid mendapati gejala yang kemungkinan berkaitan dengan interaksi fisik dan proses psikologi rumit yang telah muncul akibat inflamasi mendadak akibat infeksi Covid-19.