Gridhot.ID - Ditengah pelaksanaan PPKM yang dilakukan pemerintah, muncul permasalahan baru di masyarakat.
Salah satu permasalah yang banyak disoroti adalah soal nasib para pedagang kaki lima dan pemilik warung yang terpaksa tutup.
Bahkan dilansir gridhot.ID dari beberapa akun Instagram, sempat viral soal tindakan represif petugas penertiban saat memberi peringatan para pedagang.
Hal ini pun memicu aksi protes dari kalangan pedagang kaki lima hingga UMKM.
Salah satu pelaku usaha kafe di Malang melakukan protes atas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Nasyarakat (PPKM) Darurat yang diperpanjang pemerintah hingga akhir Juli 2021 ini.
Protes yang dilakukan Kafe ini cukup unik, Cahya Sinda sang pemilik kafe di Kota Malang, Jawa Timur menaikkan harga tiga kali lipat khusus bagi aparat dan pejabat yang mampir ke tempatnya.
"Big Promo, khusus aparat dan pejabat pemerintahan, bayar tiga kali lipat dari harga normal", demikian tulisan di papan harga kafe Attitude.
Menurut Cahya, para aparat dan pejabat pemerintah tidak terdampak dengan adanya kebijakan PPKM darurat.
Untuk itulah, sebagai kompensasi, mereka yang masih bisa bertugas berkeliling dan mampor ke kafenya bisa sedikit membayar lebih banyak dari biasanya.
Lagi pula, Cahya juga menganggap mereka masih mendapatkan gaji tetap setiap bulannya tanpa kurang satu apapun.
"Jadi selain bentuk protes ya sekalian aja minta bansosnya dalam bentuk promo kepada mereka," terangnya dikutip dari tayangan KompasTV pada, Jumat (16/7/2021) lalu.
Dijelaskan Cahya, selama PPKM Darurat berlangsung itu pendapatan di kafenya anjlok.
Jika sebelumnya rata-rata sehari bisa mendapatkan pemasukan Rp 500.000, sekarang hanya Rp 100.000.
Bahkan, pernah tidak ada pemasukan sama sekali.
"Sekarang ini sehari paling Rp100.000, padahal untuk membayar operasional seperti gaji karyawan, sewa tempat dan lainnya pendapatan segitu tidak masuk akal," terangnya.
(*)
Source | : | KompasTV,GridHot.ID |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar