Alasan mengapa warga tidak antusias menyambut Olimpiade adalah karena takut acara itu menjadi acara penularan masif atau super-spreader, yang dapat menyebabkan sistem kesehatan Jepang kolaps.
"Itu merupakan desa tertutup dan sulit memahami apa yang sedang terjadi di sana," ujar Fadi Salameh dari Al Jazeera.
"Mereka melaksanakan penanganan sangat ketat dan masih saja infeksi ditemukan, menunjukkan kepada kita dengan semua prosedur ini ada kesenjangan dan infeksi dapat menyebar ke orang lain di sana," tambahnya.
Olimpiade dijadwalkan dibuka pada 23 Juli sampai 8 Agustus kemudian dilanjutkan Paralympic.(*)