Sebenarnya bisa juga ia menempuh brevet penyelam dan Kopaska. Tapi Kicky memilih penerbang karena tidak terlepas dari keluarganya yang dari kalangan TNI AU.
Saat lulus berpangkat letnan dua, Kolonel Kicky tak mau santai-santai.
Ia menjalani pendidikan keperwiraan atau kursus.
Begitu dinyatakan lulus penerbang, penugasan ke KRI setelahnya dites lagi ke Penerbangan dan lulus.
Kolonel Kicky pun tidak menyia-nyiakan pendidikan penerbangan. Ia langsung ditempatkan di skuadron latih.
Kicky menjadi asisten insfruktur penerbang dan bisa melatih calon penerbang meski jam terbangnya masih rendah.
Lalu, Kicky dipercaya sebagai Komandan Flight, kemudian menjadi Wakil Kokandan Wing.
Ia kemudian kembali ke Surabaya menjadi Direktur Perencanaan dan Pengembangan Puspenerbal. Terakhir Komandan Pusdik Kodiklatal.
Kicky mengaku bangga sebagai penerbang. Mendapat jabatan komandan dalam usia lebih muda dari seharusnya.
Lebih awal dari seangkatan. Mestinya satu angkatannya baru Komandan Skuadron.
Tapi Kicky sudah Komandan Wing dan Komandan Pangkalan. Dan terakhir mendapat kepercayaan sebagai GM PT Angkasa Pura I Bandara Juanda.