Taliban juga merebut kawasan penyeberangan perbatasan dan pos-pos pemeriksaan utama, yang memasok pendapatan bea cukai yang sangat dibutuhkan dari pemerintah Afghanistan karena minus anggaran.
Mereka juga meningkatkan target aksi pembunuhan terhadap para pejabat penting, aktivis hak asasi manusia, dan para jurnalis. Perlahan tapi pasti mereka memusnahkan beberapa keuntungan kecil yang dibuat selama 20 tahun terakhir.
Adapun tentang strategi pemerintah Afghanistan dalam menghadapi Taliban, terbukti lebih sulit untuk didefinisikan. Janji mereka untuk merebut kembali semua wilayah yang direbut Taliban terdengar kosong belaka.
Sebab, pasukan khusus Afghanistan jumlahnya relatif kecil, yaitu sekitar 10.000 personel, dan mereka tidak mampu melakukan perlawanan. Taliban juga tampaknya memenangi perang propaganda dan pertempuran narasi.
Barry mengatakan, momentum mereka di medan perang telah meningkatkan moral dan menguatkan rasa persatuan. Sebaliknya, pemerintah Afghanistan berada dalam kondisi tertekan, saling adu sikut, dan memecat para jenderalnya.
(*)