Gridhot.ID - Taliban kini berkuasa di Afghanistan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com sebelumnya, Taliban telah menduduki ibu kota Afghanistan hanya dalam tempo 10 hari.
Hal ini tentu saja membuat rakyat Afghanistan kebingungan di tengah kondisi yang kian rumi tini.
Dikutip Gridhot dari Kontan, Facebook, Twitter, dan LinkedIn mengatakan minggu ini bahwa mereka telah bergerak untuk mengamankan akun warga Afghanistan untuk melindungi mereka agar tidak menjadi sasaran di tengah pengambilalihan cepat negara itu oleh Taliban.
Facebook untuk sementara menghapus kemampuan orang untuk melihat atau mencari daftar teman dari akun di Afghanistan, kepala kebijakan keamanan Nathaniel Gleicher mentweet pada hari Kamis.
Gleicher juga mengatakan perusahaan telah meluncurkan "alat satu klik" bagi pengguna di Afghanistan untuk mengunci akun mereka, sehingga orang-orang yang bukan teman Facebook mereka tidak akan dapat melihat posting timeline mereka atau membagikan foto profil mereka.
Kelompok hak asasi manusia telah menyuarakan keprihatinan bahwa Taliban dapat menggunakan platform online untuk melacak sejarah digital atau koneksi sosial Afghanistan.
Amnesty International mengatakan minggu ini bahwa ribuan warga Afghanistan, termasuk akademisi, jurnalis dan pembela hak asasi manusia, berada pada risiko serius pembalasan Taliban.
Mantan kapten tim sepak bola wanita Afghanistan itu juga mendesak para pemain untuk menghapus media sosial dan menghapus identitas publik mereka.
Twitter Inc mengatakan pihaknya berhubungan dengan mitra masyarakat sipil untuk memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok di negara tersebut dan bekerja sama dengan Internet Archive untuk mempercepat permintaan langsung untuk menghapus kicauan yang diarsipkan.