Meski belum diketahui pasti, usia Egianus Kogoya tergolong masih muda. Diperikarakan Egianus saat ini masih berusia 20-an tahun.
Wilayah operasional kelompok Egianus berada di Kabupaten Nduga.
Beberapa lokasi yang kerap didatangi kelompok tersebut adalah Distrik Mbua, Mapanduma dan Keneyam.
Militansi Egianus Kogoya dikarenakan ia adalah anak dari Silas Kogoya yang juga merupakan tokoh gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang telah meninggal dunia.
Tidak seperti KKB lain yang kerap mendapat suplai senjata dari oknum-oknum tertentu, Eginaus Kogoya justru tidak pernah terditeksi melakukan jual beli senjata api.
Seluruh persenjataan kelompoknya didapat dari hasil rampasan aparat keamanan.
"Kalau Egianus memang dia maju di depan, dia senjatanya makin banyak karena dia banyak merebut senjata, kelompok ini jarang terdengar membeli," kata Faisal.
Salah satu senjata api yang dipegang kelompok Egianus adalah Minimi.
Senjata api minimi mampu menembak secara otomatis dengan kecepatan hingga 1.000 butir peluru per menit, hal ini jarang dimiliki oleh senjata sejenis.
Senjata tersebut pernah terlihat digunakan Egianus Kogoya ketuka menghadang rombongan TNI di Danau Habema pada 23 Agustus 2018 dan mengakibatkan dua anggota TNI gugur.
Selain itu, sosok Egianus diakui Faisal sulit ditangkap atau dilumpuhkan karena ia sangat menguasai geografis daerahnya dan kelompok tersebut tidak pernah keluar dari Kabupaten Nduga.