Selain influenza, adappun penyebab infeksi umum lainnya yakni virus epstein-barr dan cytimegalovirus.
Di samping itu, virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 lebih rentan menyebabkan badai sitokin jika dibandingkan penyakit yang disebabkan oleh virus lainnya.
Inilah alasan besar mengapa virus Covid-19 ini menjadi masalah di seluruh dunia.
3. Penyakit autoimun
Orang dengan sindrom autoimun memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom badai sitokin.
Contohnya pada penyakit Still, lalu pada remaja dengan arthritis idiopatik sistemik (JIA), dan lupus.
Dalam kondisi tersebut, badai sitokin sering disebut sebagai sindrom aktivasi makrofag.
Selain ketiga kondisi di atas, badai sitokin juga terkadang timbul karena efek samping dari terapi medis tertentu.
Misalnya terjadi setelah seseorang terapi leukimia atau lebih dikenal dengan terapi CAR-T (sel T reseptor antigen chimeric).
Jenis lain dari imunoterapi juga kadang-kadang disebabkan badai sitokin sebagai efek samping.
Badai sitokin juga dapat terjadi dalam situasi medis lainnya seperti setelah menerima transplantasi organ atau sel induk.
Tak sampai di situ saja jenis kanker tertentu pun mampu menyebabkan badai sitokin, seperti halnya kondisi yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh layaknya AIDS.
Artikel ini telah tayang di Parapuan dengan judul Selain Covid-19, Berikut Ini Berbagai Kondisi yang Bisa Menyebabkan Badai Sitokin.(*)
Source | : | Parapuan |
Penulis | : | None |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar