“Melayani? melayani opo?” ujar tanya kembali sang penghulu sembari tertawa.
Merasa jawabannya kurang pas, pengantin wanita itu pun sedikit tertawa salah tingkah.
Kemudian pengantin wanita kembali berusaha menjawabnya.
Ia menjawab dirinya bisa melayani suami, sembarang kalir, apapun yang ia bisa.
Mendengar jawaban itu, sang penghulu kembali terkejut dan berusaha memberinya penjelasan lain.
Sambil tertawa, penghulu itu mengatakan apakah berarti istri juga bisa membenarkan genting yang bocor.
Akhirnya, sang penghulu menjelaskan jawaban pengantin wanita itu kurang tepat.
“Ndak begitu anakku, istri salihah jawabannya enggak sembarang kalir, Situ tapi mantap, (jawabannya, red) Taat, mentaati, ya, sanggup ya,” ujar sang penghulu.
Lebih lanjut, penghulu juga menjelaskan terkait tugas istri lainnya yaitu ngajeni, atau menghormati dan menghargai.
Ia menjelaskan bila nanti suami pulang kerja, maka istri menawarkannya untuk makan.
Dengan humornya, penghulu pun meminta pengantin wanita mengikuti ucapannya bagaimana menawarkan suami untuk makan.