"Di akhir 13 November 2019, dia telepon dan cari saya sekolah yang lama. Saya tidak ada di tempat dan dia minta telepon dengan rekan."
"17 November dia mau datang ke sekolah saya, saya bilang silakan datang, akhirnya di tanggal 28 November, dia malam hari pukul setengah 1, dia chat saya, abis pulang dari Singapura."
"Dia tawarkan, ada yang mauCPNSnggak? Ya ada, anak ibu, saya bilang gitu. Setelah itu, 'saya bisa bantu ini salah satu wujud membantu ibu karena saya sekarang sudah sukses dan ingin membantu murid-murid yang lain.' Saya terenyuh, ada seorang murid yang ingin balas budi," curhat Agustin.
Selain itu, yang membuat Agustin percaya dengan penawaran Olivia Nathania, karena ia menyebut bahwa sekarang ini ia tengah bekerja di KJB Brau Batu Bara.
"Kita ada pandemi Maret 2020, nah setelah lockdown, ditawarkan kepada saya. Ini diapertama kali ditawarkan. Setelah itu, dia tawarkan lagi, mumpung saya bisa bantu, saya terang sudah menjadi KJB batu bara, di mana di situ banyak pejabat-pejabat. Ajak aja keluarga ibu, saya ikut sertakan.Nggak ada gimana-gimana. Saya bawa 16 orang," tutur Agustin.
Lalu setelah itu, Agustin membawa banyak orang yang ingin masuk PNS dengan menggunakan jasa Olivia Nathania.
Satu orang dikenakan tarif mulai dari Rp 25 juta sampai dengan Rp 30 juta untuk bisa menjadi seorang PNS.
"Jadi kalau yang cash, langsung ke Oli. Transfer ke rekening RAF. Yang 25 juta ada 3 orang, 14 orang dikali 30 juta dan 3-nya lagi 25 juta," kata Agustin.
Sayangnya, setelah uang itu sudah diberikan pada Olivia Nathania, seketika ia tidak bisa dihubungi.
"Tadi sudah disampaikan, bahwa kita tidak ujug-ujug langsung lapor, sebelumnya terus komunikasi, saya minta 'ayo neng, kita duduk bareng, ada apa sih kendalanya', tapi dia tidak ada respon, hanya menjanjikan," tutur Agustin.