GridHot.ID - Industri hiburan Tanah Air sempat berduka kehilangan aktor senior ini.
Hal ini disebabkan aktor senior Arief Rivan yang kerap memainkan peran antagonis meninggal dunia pada 2018 lalu.
Dilansir dari Gridpop, dulu Arief Rivan dikenal dengan karakternya sebagai Pakde dalam sinetron lawas 'Si Yoyo'.
Arief Rivan sempat berperan dalam sinetron tersebut sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir akibat serangan jantung.
Arief Rivan dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (3/7/2018) pagi.
Arief meninggal dunia di kediamannya di kawasan, Beji, Depok, Jawa Barat.
Diketahui, Arief Rivan mengembuskan napas terakhir dalam usia 67 tahun.
Pihak keluarga juga membenarkan kabar meninggalnya aktor lawas satu ini.
"Iya, benar (meninggal). jam empat subuh," ujar putri Arief Rivan, Maulady Agsanory Arnov atau Ory.
Baca Juga: Hot News! Putra Sulung Kiwil Rela Jadi Tukang Ojek, Rohimah Ngaku Hidup Susah Usai Tak Dapat Nafkah
Kira-kira sejak kapankah penyakit jantung menyerang Arief Rivan?
Dikutip dari Gridfame, Ory mengatakan, sebelum meninggal ayahnya mengidap penyakit jantung sejak lama.
Menurutnya, terjadi penyumbatan pada jantung sang ayah.
"Sakit jantung. Memang ayah sudah sakit jantung dari satu tahun yang lalu belum kunjung sembuh sampai sekarang," ujarnya.
"Tahun kemarin sudah 90 persen penyumbatannya. Akhirnya pasang ring, selalu rutin kontrol juga dan tadi beliau terkena serangan," imbuhnya.
Ory menambahkan, Arif masih bermain dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan pada bulan Ramadhan 2018.
Namun, karena kondisi kesehatannya semakin menurun, Arief memutuskan untuk berhenti.
"Sempat di lokasi ayah tuh drop banget. Jadi harusnya ayah shooting dalam waktu yang lama, tapi ternyata sudah tidak kuat, makanya ayah berhenti shooting," ucap Ory.
Jenazah Arief akan dimakamkan di kawasan Beji, Depok, Jawa Barat, setelah waktu dzuhur hari ini.
"Habis dzuhur dimakamin di Beji, depok, anak Papa ada empat, Papa sama mama udah pisah jadi aku dan yang lain itu ikut Papa."
(*)
Source | : | GridPop.ID,gridfame |
Penulis | : | Septia Gendis |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar