"Bahkan, dia (Maudy) shooting sama Benyamin (pertama kali) keringetnya segede jagung," lanjut Rano lalu tertawa.
Sementara Maudy mengaku tidak mau menyia-nyiakan tawaran itu. Ia juga sadar saat itu harus shooting sambil menjalani kuliah jurusan Sastra Perancis di Universitas Indonesia.
"Dan, saya memerankan Zaenab sesuai skenario tanpa dibentuk. Ketemu almarhum Benyamin deg-degan. Lia, Cornelia (Agatha) saat itu juga sudah jadi artis," kata Maudy, yang tidak menyangka akan bersanding dengan nama-nama tersebut di awal kariernya.
Sebagai debutan di dunia seni peran, Maudy mengaku mencoba belajar menghidupkan karakter Zaenab.
"Saya terjun entertainment itu sebagai Zaenab. Saya menghidupkan hatinya Zaenab, saya memberikan wujud Zaenab itu ada, saya ada di Zaenab," kata Maudy.
"Saya mengerti kenapa Zaenab menganggap Doel bagaikan Dewa. Saya mengerti betul bahwa Zaenab tidak punya siapa-siapa kecuali Bang Doel, tempat dia bertanya, berlindung, mencurahkan semua isi hatinya. Semua ada alasannya merespon itu," kata Maudy.
Karakter Zaenab seperti itu, kata Maudy, tetap dibawa meskipun lanjutan cerita Si Doel Anak Sekolahan beralih format ke film dengan judul Si Doel The Movie.
"Saya tetap mempertahankan eksistensi karakter saya. Enggak berubah gimana-gimana," ujar Maudy.