Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Dikenal Kutu Buku dan Kerap Tuliskan Rumus di Lemari Sejak Kecil, Putra Kedua Dono Warkop DKI Rupanya Fokus Teruskan Jejak Sang Ayah di Bidang Ini

Desy Kurniasari - Selasa, 26 Oktober 2021 | 20:42
Kolase Dono Warkop alias Wahyu Sardono dan putra keduanya, Damar Canggih Wicaksono
istimewa

Kolase Dono Warkop alias Wahyu Sardono dan putra keduanya, Damar Canggih Wicaksono

GridHot.ID - Siapa yang tak mengetahui Warkop DKI?

Melansir banjarmasinpost.co.id, Warkop DKI, grup lawak legendaris Indonesia yang mengharumkan nama 3 aktor bersejarah Wahyu Sardono, Kasino Hadiwibowo dan Indrodjojo Kusumonegoro.

Drs. H. Indrodjojo Kusumonegoro, MM yang akrab disapa dengan sebutan Indro, adalah seorang aktor dan satu-satunya anggota grup lawak Warkop yang masih hidup, sejak terkenal di era 1980-an sampai 1990-an.

Baca Juga: 100 Meter dari Kantor Kepala Desa, Begini Penampakan Rumah Masa Kecil Dono Warkop DKI, Kunci Tak Dipengang Keluarga Tapi Jadi Sumber Rezeki Buat Tetangga

Walaupun Dono dan Kasino telah tiada namun nama-namanya masih dikenang hingga masa sekarang.

Dilansir dari sripoku.com, Dono ialah salah satu pentolan grup lawak legendaris Indonesia, Warkop DKI, yang masih dikenang namanya meski telah berpulang ke hadapan sang pencipta tahun 2001 silam.

Bukan hanya lewat film-film komedinya yang ikonik, namun juga berkat keberhasilan ketiga putranya yang kembali mengharumkan namanya.

Baca Juga: Ahli Nuklir Kebangaan Indonesia, Ini Sosok Damar Canggih Wicaksono, Anak Mendiang Dono Warkop DKI yang Banjir Segudang Prestasi

Jika sosok Dono Warkop alias Wahyu Sardono begitu dikenal berkat karakter kocaknya sebagai seorang komedian, mungkin tidak banyak orang yang tahu jika Dono juga adalah seorang dosen Sosiologi di Universitas Indonesia.

Tidak salah kalau ada orang yang bilang, “Jadi komedian itu harus cerdas”.

Beruntung, ternyata kecerdasan Dono menurun pula pada ketiga orang putranya.

Termasuk juga putra kedua Dono Warkop, Damar Canggih Wicaksono.

Dibanding kakak dan adiknya, Damar dikenal sebagai sosok yang pendiam dan gemar mencari ilmu pengetahuan.

Baca Juga: Kontroversi Dibalik Viralnya Grup 'Warkopi', Manajemen Warkop DKI Ungkap Alami Kerugian hingga Kena Teguran dari Rumah Produksi Ini

Sejak kecil, Damar merupakan sosok yang dianggap kutu buku.

Rasa keingintahuannya sangat besar, terutama di bidang ilmu pengetahuan alam.

Meski pendiam, Damar selalu belajar lebih keras dibanding kakak maupun adiknya.

Baca Juga: Indro Warkop Mendadak Marah Besar pada 3 Pemuda yang Tiru Gaya Warkop DKI: Orang Tanpa Etika!

Beberapa hal eksentrik yang diingat oleh adiknya adalah ketika Damar duduk di bangku SMA, ia kerap mencatat rumus-rumus matematika dengan menggunakan kapur di lemari pakaiannya.

Hal ini dilakukannya agar selalu ingat dengan rumus tersebut.

Kebiasaan nyentrik lainnya adalah ia selalu memakai senter saat membaca buku dan ketika ditegur ayahnya, alasannya agar lebih fokus.

Tak menyangka kebiasaan uniknya tersebut membawa dirinya menjadi anak yang jenius.

Sementara kedua saudaranya memilih jurusan sosial di Universitas Indonesia, Damar lebih tertarik menempuh jurusan sains di Universitas Gajah Mada.

Baca Juga: Dipuji Cantik, Inilah Sosok Istri Kasino Warkop DKI yang Jarang Diketahui Publik

Tidak hanya soal karakter dan kebiasaan saja, Damar pun memiliki preferensi yang berbeda terkait jurusan perkuliahan.

Kakaknya, Andika Aria Sena, adalah seorang lulusan sarjana Broadcast UI dan kini bekerja di salah satu televisi swasta.

Sedangkan si bungsu, Satrio Sarwo Trengginas, kini menjadi seorang reporter majalah anak setelah lulus dari Sastra Belanda UI.

Baca Juga: Innalillahi, Lama Tak Muncul, Aktris yang Pernah Main di Film Lawas Warkop DKI Ini Ternyata Sudah Meninggal, Semasa Hidupnya Jadi Primadona Layar Lebar

Keduanya sama-sama mengambil jurusan sosial dan bekerja di ranah media.

Lain halnya dengan Damar yang sedari dulunya menyukai bidang sains, lebih memilih UGM sebagai almamaternya pada 2004 silam.

Damar berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana di jurusan Teknik Nuklir pada tahun 2009 dengan predikat cum laude.

Setahun setelahnya, ia mendapat kesempatan untuk melanjutkan S2 di Swiss dan berhasil lulus pada tahun 2012 dengan mengantongi gelar summa cum laude dari Institut Teknologi Federal di Swiss atau ETHZ dan Ecole Polytechnique Federale de Lausanne (EPLF).

Kedua institut ini bergabung dalam Institut Teknologi Konfederasi Swiss (ETH).

Baca Juga: Turuti Permintaan Ayahnya Hingga Tak Mau Terjun ke Dunia Hiburan, Begini Kabar Terbaru Putri Semata Wayang Mendiang Kasino, Sibuk Geluti Bisnis Kuliner

Saat ini Damar tengah menempuh pendidikan Doktoral di Swiss dan kerap menjadi pembicara dalam konferensi internasional terkait nuklir​.​

Selepas kelulusannya meraih gelar master, Damar ​tidak​ berhenti dan puas sampai di situ saja.

​I​a lantas melanjutkan studi S3 nya untuk menjadi seorang ahli nuklir di kampus yang sama di usianya yang tergolong muda.

Baca Juga: Buka Suara Soal Kerusuhan Soal Rasisme, Warkop DKI Reborn dan Edo Kondologit Bawa Pesan Damai untuk Papua

Selain itu, ia juga dikenal aktif dan sempat memberikan kontribusi sebagai pembicara dalam konferensi International Topical Meeting on Nuclear Reactor Thermalhydraulics (NURETH-16), di Chicago, Illinois, Amerika di tahun 2015 silam dan beberapa acara yang serupa di Jepang.

Meski jarang terekspos, Damar sungguh menjadi sosok yang membanggakan terlepas dari banyak sosok menginspirasi di Indonesia lainnya.

​Ternyata k​edua kampus yang menjadi almamater Damar di Swiss juga merupakan kampus terkenal di kalangan ilmuwan seantero dunia​.​

Kampus EPLF via houseofswitzerland.orgETHZ dan juga EPLF merupakan universitas yang fokus dalam bidang science, teknologi, matematika dan teknik.

Untuk bisa masuk ke kampus ini, intelegensimu sangat dipertimbangkan lantaran banyak ilmuwan yang berasal dari sini​, s​alah satunya adalah Albert Einstein.

Baca Juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Indro Warkop Ungkap Detik-detik Menjelang Kematian Kasino Warkop: Kalau Mas Kasino Tragis Tuh

Selain lulusan ETHZ dan EPLF, peraih nobel ini juga menjabat sebagai profesor di kampus ternama ini.

Alih-alih menjadi figur publik atau bekerja di dunia entertaintment seperti kedua saudaranya, Damar tetap fokus untuk mewujudkan impiannya sebagai seorang peneliti dan dosen ahli​.​

Dengan segudang prestasi yang berhasil diraih Damar hingga saat ini, ia hanya ingin meneruskan jejak ayahnya sebagai seorang dosen.

Baca Juga: 'Jenderal Dapatlah Gue', Keburu Ketahuan Sang Ibu Saat Nyolong-nyolong Daftar Akabri, Indro Warkop Kubur Dalam-dalam Impiannya Masuk Militer

Keinginan Damar sejalan dengan akar keluarga Dono selama ini yang berada di lingkungan akademisi.

Ketika ditanya soal pekerjaan apa yang ingin ia lakoni kelak, Damar menjawab bahwa ia hanya ingin jadi dosen dan melakukan penelitian.

Dunia pendidikan dan penelitian yang cukup mulia rupanya lebih menarik perhatiannya daripada harus terjun ke dunia hiburan.

(*)

Source :Banjarmasinpost.co.idSripoku.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x