Hingga akhir hayatnya, Vera meninggalkan suami, Fadjriansyah Bidoein, seorang anak Fidyandini dan dua cucu.
"Innaalillaahi wa inna ilaihi rojiun. PBSI dan keluarga besar bulutangkis Indonesia turut berduka cita atas berpulangnya salah satu pahlawan bulutangkis Indonesia, Verawaty Fadjrin," kata Ketua Umum PP PBSI, Agung Firman Sampurna.
"Almarhumah adalah pemain yang berjasa besar mengangkat prestasi bulutangkis Indonesia di pentas dunia. Semoga arwahnya diterima di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," imbuhnya.
Rencananya, jenazah Vera akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta Selatan, Minggu siang, diberangkatkan dari rumah duka, Kavling DKI Cipayung, Jl. Durian Blok T 1 No 23 RT 01/08, Cipayung, Jakarta Timur.
Semasa hidupnya berkarier di dunia bulu tangkis, Verawaty Fajrin adalah atlet yang memiliki segudang prestasi di nomor tunggal dan ganda.
Verawaty Fajrin Dapat Suntikan Semangat dari Menteri BUMN Di nomor tunggal putri, atlet kelahiran Jakarta, 1 Oktober 1957 itu menjuarai Kejuaraan Dunia 1980 di Jakarta.
Dia menjadi kampiun usai di final mengalahkan rekan senegaranya, Ivana Lie dengan skor 11-1, 11-3.
Setahun sebelumnya, bersama Imelda Wigoena, Vera juga merenggut juara All England 1979 setelah menekuk Atsuko Tokuda/Mikiko Takada (Jepang), 15-3, 10-15, 15-5.
Mereka pun menjadi pasangan ganda putri kedua Indonesia yang sukses di All England setelah Minarni/Retno Kustiyah yang melakukannya pada 1968.
Bersama Imelda pula, Vera merebut emas SEA Games Manila 1981.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 21 November 2021, Rahasia Irvan dan Kebahagiaan Andin
Verawaty Fajrin dan Imelda Wigoena juga pernah meraih prestasi Asian Games VIII/1978 Bangkok.
Mereka membawa pulang medali emas. Pada partai final, mereka mengalahkan Chiu Yu Fang/Cheng Hui Ming (China).
Pada tahun yang sama, mereka juga memenangi titel Denmark Open 1978. Di luar itu, Verawaty juga pernah bermain di nomor ganda campuran bersama Eddy Hartono dan pernah ikut mengantarkan Indonesia memboyong Piala Sudirman 1989.
Mereka menjadi penentu kemenangan tim Garuda 3-2 atas Korea Selatan di final setelah mengatasi Park Joo-bong/Chung Myung-hee, 18-13, 15-3.
(*)
Source | : | Tribun Medan,kontan |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar