Bolak-balik Patah Hati, 3 Weton Ini Selalu Apes dalam Hubungan Asmara, Diprediksi Susah Jodoh Menurut Primbon Jawa

Gridhot.ID - Ada beberapa weton dalam Primbon Jawa yang diprediksi sulit mendapatkan jodoh.

Hal ini karena watak dan karakter mereka yang membuat hubungan asmaranya selalu kandas.

Jika hubungan asmaramu sering sial, mungkin saja Anda termasuk dalam tiga weton ini.

Mengutip GridHype.id, berikut ulasan tiga weton yang selalu apes dalam hubungan asmara.

Baca Juga: Hidupnya Anti Miskin, 3 Weton Ini Lapang Rezekinya Menurut Primbon Jawa, Berpotensi Bakal Sukses di Masa Tuanya

Senin Wage

Weton yang selalu gagal dalam hubungan asmara menurut primbon Jawa adalah Senin Wage.

Bahkan weton yang satu ini susah mendapatkan pasangan.

Hal ini karena watak yang dimiliki mereka menyebbakan hubungannya selalu kandas.

Adapun wataknya yaitu kaku, keras dan kerap merasa angkuh.

Hal itu sering memicu api kemarahan yang meluap-luap sehingga pasangan tidak nyaman.

Baca Juga: 5 Weton Dipercaya Paling Jujur Menurut Primbon Jawa, Dianugerani Kecerdasan Tapi Tak Pernah Bohong dan Berbuat Curang

Sabtu Pon

Selanjutnya, weton yang selalu gagal dalam hubungan asmara yaitu weton Sabtu Pon.

Pemilik weton ini selalu sulit dalam menjalin hubungan dan susah mencari pasangan hidup.

Padahal weton Sabtu Pon adalah orang yang penyabar dan tidak mudah marah.

Alasan hubungannya selalu gagal karena Sabtu Pon tidak pernah belajar dari masalah yang ada.

Mereka egois dan tidak mau mengalah.

Sabtu Pon selalu memaksakan kehendak sendiri tanpa memikirkan keinginan pasangan.

Baca Juga: Jungkir Balik Kerja Tak Ada Hasilnya, 5 Weton Ini Dipercaya Susah Kaya, Rezekinya Cepat Habis Menurut Primbon Jawa

Selasa Wage

Terakhir, weton yang selalu gagal dalam hubungan asmara yaitu Selasa Wage.

Bisa dibilang mereka selalu apes dalam urusan asmara.

Selasa Wage dikenal memiliki watak kaku hati, mudah curiga dan sulit bergurau.

Hal ini yang membuat Selasa Wage tak pernah bertahan lama dalam menjalin hubungan asmara.

Anda boleh saja tidak percaya, anggap ini pengetahuan untuk melestarikan warisan budaya leluhur.

(*)