"Sebenarnya gempa bermagnitudo 5,1 itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami maupun kerusakan parah, namun permasalahan ada pada struktur bangunan warga yang tidak kuat," ujar Rahmat, Sabtu (18/12/2021). Dikutip dari Antara.
Rahmat menambahkan skenario terburuk gempa bumi yang terjadi di selatan Jawa yakni dengan skala VI VII MMI.
Potensi kerusakan dari dampak gempa dinilai akan luar biasa dan bisa menimbulkan tsunami sampai 29 meter.
Menurutnya sumber gempa berada di perairan selatan Jawa Timur serta daratan. Sedangkan potensi gempa akan menyebabkan kerusakan yang berdampak ke 200-250 kilometer dari bibir pantai.
"Sumber gempa sudah ada di sana (perairan selatan Jatim) dengan magnitudo 7,0, termasuk di daratan juga ada, sehingga sudah harus bersiap dari sekarang," ujarnya.
Lebih lanjut Rahmat menjelaskan selain persiapan dampak gempa, pemerintah daerah juga perlu menata kembali pembangunan daerah.
Hal ini penting untuk mencegah korban gempa dan kerugian meteri dari dampak gempa. Ia mencontohkan dampak gempa yang terjadi di Kabupaten Jember.
Karena bangunan yang rapuh, membuat kerugian meteri meningkat. Catatan BNPB per tanggal 17 Desember 2021, sebanyak 46 rumah dan 92 kepala keluarga terdampak gempa, dan sebanyak enam kecamatan dan 18 desa terdampak atas bencana tersebut.
"Ini tugas kita bersama. Pemerintah harus ketat dalam memberikan izin untuk bangunan. Pengecekan konstruksi harus ketat pula, jadi struktur bangunan harus dibuat siap untuk skenario terburuk," ujarnya.