GridHot.ID - Raja Thailand sering kali menuai sorotan.
Terlebih saat raja Negara Gajah Putih itu memilih isolasi diri di Jerman dan meninggalkan negaranya di tengah wabah virus corona.
Melansir Suar.id, Raja Maha Vajiralongkorn, yang juga dikenal sebagai Rama X diketahui juga memboyong 20 orang selir dan banyak pelayan.
Melansir The Independent, Raja Maha Vajiralongkorn disebut telah memesan seluruh Grand Hotel Sonnenbichl setelah hotel bintang empat itu menerima "izin khusus" dari dewan distrik untuk mengakomodasi pestanya.
Sementara tak diketahui apakah ia turut membawa serta keempat istrinya.
Dilansir dari Kompas.com, berikut sosok Raja Thailand itu.
Maha Vajiralongkorn adalah raja Thailand sejak 13 Oktober 2016. Sebagai raja kesepuluh dari Dinasti Chakri, ia diberi gelar Rama X.
Pria kelahiran 28 Juli 1952 ini adalah putra satu-satunya dari Bhumibol Adulyadej, Raja Thailand, dan Ratu Sirikit.
Pada tahun 1972, saat usianya masih 20 tahun, Raja Bhumibol memberinya gelar panjang: Somdech Phra Boroma Orasadhiraj Chao Fah Maha Vajiralongkorn Sayam Makutrajakuman.
Dikutip dari Wikipedia, hal ini membuatnya menjadi Putra Mahkota Thailand.
Ia juga bertugas di militer Thailand sebagai pilot helikopter dan ikut ambil bagian dalam operasi militer penumpasan Partai Komunis Thailand pada dekade 70-an.
Vajiralongkorn juga sempat memimpin kontak senjata dalam sengketa perbatasan dengan Kamboja.
Setelah kematian ayahnya pada 13 Oktober 2016, ia diprediksi akan menjadi penerus takhta kerajaan Thailand, meskipun harus menunggu masa berkabung selesai.
Ia lalu menerima kekuasaan pada 1 Desember 2016, tetapi belum akan dimahkotai secara resmi hingga kremasi ayahnya selesai dilakukan.
Semasa kecil, Vajiralongkorn memulai pendidikannya pada tahun 1956 ketika ia memasuki taman kanak-kanak di Sekolah Chitralada di Istana Dusit.
Setelah menyelesaikan Mathayom 1 (kelas tujuh), ia dikirim untuk dididik di sekolah independen di Inggris.
Ia pertama kali sekolah persiapan, King's Mead, Seaford, Sussex, dan kemudian di Millfield School, di Somerset.
Di sana ia menyelesaikan pendidikan menengahnya pada Juli 1970.
Pada bulan Agustus 1970, ia mengikuti kursus pelatihan militer selama lima minggu di The King's School, di Sydney, Australia.
Pada tahun 1972, sang pangeran mendaftar di Royal Military College, Duntroon di Canberra, Australia.
Pendidikannya di Duntroon dibagi menjadi dua bagian, pelatihan militer oleh Angkatan Darat Australia dan program sarjana di bawah naungan Universitas New South Wales.
Ia lulus pada tahun 1976 sebagai kopral baru dengan gelar seni liberal.
Pada tahun 1982, ia menyelesaikan gelar sarjana hukum kedua, dengan penghargaan kelas dua di Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat.
Rentang pendidikannya yang panjang ini sengaja dipersiapkan, sebagai putra mahkota--yang saat ini sudah menggantikan ayahnya sebagai raja. (*)