Anak bungsu Tukul itu mengaku hanya bisa menangis melihat kondisi ayahnya yang sudah tidak merespons dirinya.
"Langsung nangis karena enggak pernah lihat ayah begitu," ucapnya yang langsung memanggil kakaknya.
Tangis Zhovan akhirnya pecah usai menceritakan kondisi ayahnya saat itu.
Sementara itu, Vita yang menceritakan kronologinya, sempat berpikir ayahnya itu hanya sedang bercanda.
"Aku pikir ayah becanda, soalnya dia diem aja," kata Vita.
"Aku bilang,'Ayah kenapa,' tapi enggak jawab.
Akhirnya didudukin, aku kasih minum, pas aku kasih minum, udah enggak bisa minum," lanjutnya.
Namun saat itu ayahnya masih bisa merespons ketika ada air yang tumpah. Tukul masih sempat mengelap air yang tumpah ke tubuhnya, hanya saja sudah tidak bisa berbicara.
Akhirnya Vita melarikan ayahnya ke rumah sakit terdekat, tapi karena rumah sakit itu khusus ibu dan anak, dokter di sana menyarankan mereka untuk membawa Tukul ke dua rumah sakit.
Salah satu rumah sakit yang kemudian mereka pilih adalah Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON), Cawang.
Dalam kondisi panik karena harus mengejar waktu, ditambah jalanan yang macet, kerabat mereka yang saat itu mengendarai mobil tersebut akhirnya meminta tolong pada polisi.
Source | : | Kompas.com,TribunJabar |
Penulis | : | Septia Gendis |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar