Gridhot.ID - Maura Magnalia Madyaratri, putri sulung Nurul Arifin meninggal dunia di usia 28 tahun.
Diberitakan sebelumnya, Maura meninggal akibat henti jantung pada Selasa (25/1/2022) pukul 05.37 WIB.
Maura ditemukan tak bernyawa oleh asisten rumah tangganya pada waktu Subuh di atas meja makan.
Maura langsung dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan sudah meninggal dunia.
Jenazah Maura telah dimakamkan di Pemakaman San Diego Hill, Kawarang, Jawa Barat, Rabu (26/1/2022).
Mengutip Wartakotalive.com, Nurul Arifin mengungkapkan penyesalan atas meninggalnya sang putri.
Maura memiliki cita-cita menjadi seorang profesor sebelum menghembuskan nafas terakhir.
Nurul mengakuputrinya itusangat gemar belajar hingga akhir hayatnya sudah menyelesaikan pendidikan S2.
Namun, Nurul sempat meminta Maura fokus mencari pekerjaan agar wawasannya lebih luas.
"Dia mau jadi profesor," kata Nurul di komplek pemakaman Sandiego Hills, Karawang Jawa Barat, Rabu (26/1/2022)
"Saya bilang kalau dia kuliah terus nggak akan kerja nanti, kalau nggak kerja kapan belajar hal lain," jelasnya.
Politikus ini mengaku menyesal meminta Maura mencari pekerjaan. Katanya, Maura lebih suka belajar.
"Dia emang lebih suka belajar, saya agak nyesel mendorong dia kerja," ucap Nurul.
"Padahal kan dia sukanya belajar," lanjut Nurul.
Mendiang Maura kini dikenang sebagai sosok yang cerdas berkat keuletannya untuk terus belajar.
Kemauan dan semangat kerja yang tinggi ini sayangnya membuat Maura kewalahan dan kelelahan.
Diberitakan Tribunnews.com,dua hari sebelum berpulang, Maura sempat mengeluh kepada ibunya.
"Dua malam sebelum berpulang dia datang ke kamar saya. Dia bilang, 'Mom, I am tired (Mom, aku capek)'," ujar Nurul.
Sembari bergetar suaranya, Nurul menceritakan Maura mengeluh lelah untuk memenuhi harapannya.
"'I am tired (Aku capek) karena tidak bisa memenuhi harapanmu' gitu katanya," ucap Nurul.
Nurul Arifin menangis histeris
Kesedihan Nurul Arifin terlihat jelas saat upacara tutup peti jenazah Maura, Rabu (26/1/2022) pagi.
Upacara tutup peti jenazah Maura dilakukan di rumah duka, kawasan Cinere, Depok, Jawa Barat.
Sebelum peti ditutup, Nurul terlihat mendekati jenazah putrinya sambil membungkukkan badan seperti mengajak bicara mendiang Maura.
Air mata Nurul mulai menetes dan membasahi pipinya.
Nurul bahkan menangis histeris sambil mengelus kepala jenazah Maura, lalu memeluk putrinya itu.
Mayong Suryolaksono terus menenangkan istrinya itu.
Adik mendiang Maura, Melkior Mirari Manusaktri juga ikut menenangkan ibunya.
(*)