Berbeda dari masjid pada umumnya yang memiliki kubah, atap masjid ini justru berbentuk limas dan bersusun tiga.
Terdapat makna dibalik bentuk atapnya ini yang kaya akan sarat ajaran Islam, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Adapula yang menaknainya secara tasawuf, yaitu tentang syariat, tharikat, dan hakikat.
Atap Masjid Demak ditopang empat saka atau tiang, yaitu di barat laut, barat daya, tenggara, dan timur laut.
Pembuatan saka atau tiang ini dilakukan langsung oleh empat wali dari Wali Songo.
Mereka adalah Sunan Bonang membangun tiang barat laut, Sunan Gunung Jati barat daya, Sunan Ampel tenggara, dan Sunan Kalijaga timur laut.
Tiang yang dibuat oleh Sunan Kalijaga dikenal dengan nama saka tatal, atau saka guru tatal yang terbilang unik karena dibuat dari serpihan potongan kayu.Menariknya, Masjid Agung Demak ini memiliki daun pintu yang dipercaya dapat menangkal petir.
Perpaduan budaya Majapahit dan Bali pada arsitekturnya, membuat masjid bersejarah yang satu ini wajib dikunjungi dalam perjalananmu. (*)