Menara yang berbentuk bangunan Hindu itu semula menjadi tempat mengumandangkan adzan.
Seiring perkembangan zaman dengan keberadaan pengeras suara, menara itu pun menjadi tempat menabuh beduk.
Kelestarian masjid tersebut saat ini berada di bawah Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK).
Mitos Masjid
Meski merupakan bangunan masjid, rupanya tetap ada mitos yang berhembus dan diyakini masyarakat sekitar.
Melansir Kompas.com, mitos Masjid Menara Kudus berkaitan dengan ajian berupa rajah milik Sunan Kudus, yang disebut dengan nama Rajah Kalacakra.
Konon, Rajah Kalacakra ini ditanam Sunan Kudus di bagian pintu gerbang menuju kompleks masjid.
Tujuan dari penanaman Rajah Kalacakra oleh Sunan Kudus itu untuk melemahkan kekuatan orang-orang yang berniat jahat.
Bahkan, akibat dari mitos yang beredar itu, membuat pejabat tak berani berkunjung ke masjid ini.
Pasalnya, ada keyakinan bahwa pejabat yang datang berkunjung, shalat, dan berziarah ke makam Sunan Kudus, mereka akan kehilangan kekuasaan.
Perayaan Hari Jadi Masjid
Dikutip Gridhot dari Tribunjateng.com, pengurus masjid Menara Kudus selalu memperingati hari berdirinya masjid itu.
Peringatan pun digelar rutin tiap tahun agar masyarakat Kudus kembali mengingat jasa Sunan Kudus yang terkenal akan toleransinya dan kesejukannya dalam berdakwah.
Sebelum pandemi Covid-19 menyebar, berbagai kegiatan disiapkan untuk merayakan tahun berdirinya masjid ini, mulai festival kuliner, terbangan, kirab banyu panguripan, hingga acara puncak yaitu Pasamuan Ta’sis Masjid Al-Aqsha.
Tak perlu khawatir, saat ini masjid perpaduan budaya hindu dan jawa itu dapat dikunjungi.
Pengunjung dapat beribadah, berziarah sekaligus berwisata religi di kawasan itu. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunjateng.com |
Penulis | : | Egista Hidayah |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar