Setelah dirawat, perlahan kondisi Timbul sudah sadarkan diri tapi, setelah 70 hari dirawat ia merengek minta pulang karena tidak betah terus-terusan di rumah sakit. "Bapak tidak betah dan minta pulang, tidak mau di rawat lagi. Maka kita putuskan di rawat di rumah saja," tutur Teguh.
Menurut Teguh, seluruh keluarga sudah ikhlas melepas kepergian ayah yang meninggalkan seorang istri dan6 anak itu.
"Kita memang merasa kehilangan, tetapi ikhlas karena saat Bapak menghembuskan napas terakhir, kami sekeluarga berkumpul semua," tuturnya.
Sakit yang diderita Timbul ternyata cukup parah, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, almarhum sempat2 kali dioperasi dan5 kali masuk ICU.
"Bapak sempat menjalani operasi dua kali. Yang pertama untuk mengeluarkan cairan di otak sehingga mengurangi kesadaran. Yang kedua, operasi karena pengecilan paru-paru," ungkap Teguh.
Teguh mengenang ayahnya sebagaisosok yang tegas. Hal itu semata-mata karena ingin anak-anaknya maju dan mandiri.
"Dan memang alhamdulillah semua sudah mandiri, kecuali yang bungsu," katanya.
Rumah duka juga didatangi banyak pelayat, baik tetangga maupun rekan-rekannya sesama pelawak.
Jenazah Timbul dimakamkan setelah salat Jumat (27/3/2009) di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur.
Menurut Teguh, hal itu lantaran masih banyak pelayat yang berdatangan untuk melihat jenazah pendiri Ketoprak Humor itu untuk terakhir kali.
Timbul merupakan pelawak senior Indonesia.